-->
Tuesday 19 April 2016

Pada 2011, meski mendapat perlawanan dari rezim Muammar Khadafi yang memiliki persenjataan jauh lebih canggih, Dewan Nasional Transisi (DNT)--kubu anti-Khadafi--terus melakukan perlawanan. Kubu oposisi ini berpusat di Benghazi, ujung timur Libya, berbatasan dengan Mesir. 

Di Alun-alun Tahrir Benghazi, rakyat prodemokrasi tetap bertahan meski kubu Khadafi melakukan  berbagai gempuran. Dan, Benghazi pun dijadikan sebagai pusat pemerintahan pihak oposisi.
Libya termasuk negara nomor empat terluas di Afrika. Khadafi telah berkuasa selama 42 tahun sejak ia menggulingkan Raja Idris pada 1969 lewat kudeta militer.
Pengagum Presiden Mesir Gamal Abdul Nasir ini memulai revolusinya dari Benghazi. Dia kala itu dikenal sebagai anti-Barat, khususnya Amerika Serikat.
Bahkan, Indonesia yang saat itu bergantung pada bantuan AS, di masa Orde Baru, ikut menjauhi Libya. Baru sekitar 1990-an, Libya bisa membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia setelah menunggu belasan tahun.
Omar Mukhtar, Singa Padang Pasir
Seperti Indonesia, Libya pernah menghadapi perjuangan berat melawan imperialisme dan kolonialisme. Sejak Italia menduduki negara itu pada 1911 --usai mengalahkan Turki-- rakyat Libya tak henti-hentinya melakukan perlawanan.
Lebih-lebih ketika Mussolini yang fasis dan diktator berkuasa di Italia pada 1922, dia tanpa mengenal ampun melakukan kekejaman luar biasa dalam mematahkan perlawanan rakyat. Seperti juga sekarang saat rakyat Libya melawan rezim Khadafi, upaya perlawanan rakyat Libya terhadap Italia tidak pernah surut.
Di antara pahlawan Libya yang mendapat julukan lion of the desert(singa padang pasir) adalah Omar Mukhtar. Seorang guru sekolah agama (pesantren) dari Benghazi.
Selama 10 tahun, dia memimpin perlawanan rakyat Libya melawan penjajah Italia. Mussolini sang diktator semakin kalap melihat perjuangan rakyat Libya yang telah syahid melawan penjajah.
Beratus rakyat Libya dibunuh, termasuk wanita dan orang tua. Pada 16 September 1931, Omar Mukhtar (setelah menderita luka-luka dalam pertempuran yang tidak seimbang), ditangkap bersama para syuhada lainnya.

Syahid di Tiang Gantungan

Pejuang Islam ini pun mati sebagai syuhada setelah dihukum gantung di depan umum bersama sejumlah pengikutnya yang setia. Dia menuju tiang gantungan tanpa gentar sedikit pun dan meminta agar sebelum dihukum mati, dia bisa terlebih dulu melakukan shalat. 
Sebelum mati sebagai syahid, dia berkata, "Saya boleh mati, tapi perjuangan untuk kemerdekaan, melawan ketidakadilan, dan nafsu serakah kaum imperialis tidak akan pernah berakhir."
Kisah Omar Mukhtar dari Benghazi ini telah difilmkan oleh Hollywood dengan judul The Lion of the Desert dengan aktor Anthony Quinn memerankan Omar Mukhtar.

Indonesia Kecam Italia

Dunia Islam pun mengutuk tindakan biadab itu. Di Indonesia yang masih dalam penjajahan Belanda dan informasi belum secanggih sekarang, para ulama dan umat Islam turut mengutuk dengan aksi-aksi demo dengan cara memboikot produk-produk Italia. 
Kala itu, produk Italia yang masuk Indonesia adalah mobil Fiat dan Tarbus. Peci berbentuk bundar dengan kuncir hitam di tengahnya, peci yang banyak dipakai keturunan Arab ini menjadi sasaran pembakaran di jalan-jalan di Batavia. 
Boikot pada masa kolonial sebagai solidaritas umat Islam patut dipuji karena dilakukan di bawah ancaman Belanda yang tidak setuju atas aksi tersebut.
Hingga kini, Benghazi dengan perlawanan Omar Mukhtar menjadi legenda perjuangan rakyat Libya. Sayangnya, sempat terjadi perang saudara di Benghazi antara pro dan anti-Khaddafi. "Saya akan bertahan hingga tetesan darah terakhir," kata yang kerap diucapkannya.
Tagged
Al-Qalam Creative Media
Ditulis Oleh Al-Qalam Creative Media

Aenean quis feugiat elit. Quisque ultricies sollicitudin ante ut venenatis. Nulla dapibus placerat faucibus. Aenean quis leo non neque ultrices scelerisque. Nullam nec vulputate velit. Etiam fermentum turpis at magna tristique interdum.

0 komentar