Penulis, Siapa yang Tertarik?

Kalau bisa di bilang, inilah tulisan pertama ane di blog ini (hushh, jangan bilang siapa-siapa lho...).
"di postingan pertama" ini, ane akan mengulas tentang yang namanya penulis. Coba ane tanya dulu, ada nggak yang mau jadi penulis? Pasti ada yang bingung jawabnya. Bagi sebagian orang, menulis adalah sebuah hobi belaka, tapi ada juga yang menganggap menulis sebagai pekerjaan. dari sebagian banyak hal tentang menulis tersebut, ada yang nyangka nggak sih,
bahwa menulis itu adalah sesuatu hal yang bisa menenangkan pikiran kita, bahkan di sarankan juga oleh Nabi kita. Karena sejatinya menulis adalah untuk menjaga ilmu yang telah kita dapat atau telah kita cari. Banyak juga yang masih menganggap sebelah mata tentang kegiatan menulis ini. Di kehidupan nyata, menulis sangatlah diperlukan, karena bisa jadi awal dari pemikiran besar berasal dari tulisan (cie lah bahasanya). Tapi memang benar banyak tulisan yang akhirnya bisa mengubah dunia atau lebih tepatnya lagi mengubah persepsi banyak orang, contohnya Karl Marx dengan bukunya tentang Marxisme awal dari pemikiran komunisme, lalu ada lagi Anne Frank tentang ceritanya sebagai bagsa yahudi yang tertindas, dan ada juga Adolf Hitler dengan bukunya Mein Kampf yang menggemparkan dunia. Sementara dari para pemikir islam, ada Imam Bukahri dan Muslim yang karyanya masih bisa digunakan sampai zaman sekarang, lalu ada Ibnu Sina sang bapak kedokteran yang bukunya menjadi rujukan dari para dokter terkemuka, bahkan sampai zaman sekarang, dan ada juga para imam madzhab yang empat, yaitu Imama Syafi'i, Imam Malik, Imam Hanafi, dan Imam Hanbali. Jadi dengan menulis, bisa memperpanjang umur kita, alias dengan menulis bisa membuat kita awet muda, koh bisa? Bisa lah karena karya tulisan kita akan tetap ada di dunia ini walaupun kita sudah tak ada di dunia ini, yang berarti bisa menjadi ilmu yang bermanfaat sepanjang kita menulisnya yang positif. Bahkan kalau itu hanya sekedar humor, tapi bisa menyemangati orang yang membacanya, Why Not?. So, marilah mulai sekarang kita budayakan menulis sebagai media kita untuk mengungkapkan ekspresi kita. Lagi pula ada banyak pekerjaan, beasiswa, ataupun hal menarik yang di tawarkan dari hobi kita sebagai penulis ini. Contoh yang nyata adalah, Ahmad Fuadi yang bisa mendapat beasiswa program pertukaran pemuda dari seringnya ia menulis di koran lokal. So, Jadilah generasi berencana bukan menjadi generasi wacana,

Sekian,
Danke.