-->
Friday 2 September 2016

Banyak orang kaya yang merasa seolah – olah menguasai harta, padahal dialah yang dikuasai harta. Orang yang melakukan segala cara untuk mendapatkanya, adalah orang yang telah diperbudak oleh harta dan kesenangan dunia. Rasa berkecukupanlah yang mebuat orang bisa berdaya memberi dan berbagi. Sebaliknya, seseorang yang secara materi kaya, tetapi mentalnya masih berkekurangan dan tamak, tak akan mampu mengeluarkan hartanya di jalan Allah Tal’ala. Ia malah ingin menyimpan sebanyak-banyaknya lagi. Mengambil dan mengambil, hanya
menjadi hamba Allah Tal’ala, bukan hamba selain-Nya. Ia hanya rela dikuasai oleh Allah Ta’alla, bukan selain-Nya. Orang seperti Abdurrahman bin Auf mampu memberikan hartnaya samapai sekian banyak buukan karena ia kaya raya, tetapi karena ia mampu menguasai hartanya. Dia pernah menyedekahkan 700ekor unta beserta muatanya berupa kebutuhan pokok dan barang perniagaan kepada kaum Muslim. Ia juga pernah membeli tanah senilai 40 ribu dinar atau setara Rp 55miliar untuk dibagi- bagikan kepada para istri Nabi Shallallahu ‘alaihiwa sallam dan fakir miskin. Ia juga pernah menginvestasika tak kurang 500 ekor kuda perang dan 1.500 ekor unta untuk jihad fi sabililah. Ketika wafat ia pun masih sempat mewasiatkat 50 ribu dinar untuk dibertikan kepada veteran perang Badar. Masing- masing pahlawan mendapat jatah 400 dinar atau setara Rp 560 Juta. Tidak semestinya kelebihan harta menghalangi kita untuk meraih ridha Allah Ta’ala. Harta yang dicari dengan jalan halal tetapi belum digunakan di jalan Allah, juga masih belum bernilai di sisi-Nya. Harta yang telah disedekahkan di jalan Allah Ta’ala, itulah investasi abadi yang akan dilipatgandakan balasanya oleh Allah Ta’ala. Sementara harta yang tersimpan, saat mau menjemput, pasti akan kita tinggalkan di dunia ini. Hanya amal yang akan menyertai kita menghadap Allah Ta’ala kelak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, هناك ثلاث حالات التي تتبع بعد وفاة الفقيد ، والأسرة ، والملكية ، والممارسة. الجزء الخلفي اثنين و احد وبقي معه . العائدون الأسرة والثروة ، في حين تعيش معه صدقة له “ Ada tiga perkara yang mengikuti mayit sesudah wafatnya, yaitu keluarga , harta , dan amalan. yang dua kembali dan yang satu tinggal bersamanya. yang pulang kembali adalah keluarga dan hartanya, sedangkan yang tinggal bersamanya adalah amalnya.” (HR Bukhari dan muslim ).
Tagged
Al-Qalam Creative Media
Ditulis Oleh Al-Qalam Creative Media

Aenean quis feugiat elit. Quisque ultricies sollicitudin ante ut venenatis. Nulla dapibus placerat faucibus. Aenean quis leo non neque ultrices scelerisque. Nullam nec vulputate velit. Etiam fermentum turpis at magna tristique interdum.

0 komentar