#psywar
Luviuslah yang pertama
kali terjaga. Dalam bayangannya, ia melihat dirinya bersama kedua saudaranya
dibawa oleh kedua orang yang tak dikenal
asal muasalnya. Mulutnya disekap dengan kain. Kaki dan tangan diikat juga dengan
sehelai kain yang menurut perkiraan Luvius jika dibentangkan maka panjangnya
hingga 2 meter. Mungkin kedua orang tersebut dulunya seorang pandu yang amat
mengerti tentang tali temali. Setiap kali Luvius berontak, ikatan tali tersebut
justru akan menjadi semakin kuat. Luvius lantas terdiam. Dia melihat kedua
saudaranya dalam bayangan kain yang menutupi wajahnya. Amat kasihan kedua
saudaranya, Korce dan HJK. Luvius mengira, mereka akan dibawa oleh kedua orang
misterius ke tempat yang jauh dari peradaban. Lama kelamaan Luvius baru sadar
bahwa mereka dibawa oleh kedua orang misterius ini didalam sebuah kereta
barang. Benar-benar gelap dalam kereta tersebut, sehingga Luvius tak bisa
mengirakan akan dibawa kemanakah mereka.
Suara
deruman mesin kereta barang perlahan berhenti. Sekilas cahaya mulai muncul dari
celah-celah gerbong kereta. Perlahan cahaya itu mulai membesar dan terbukalah
gerbong kereta tersebut. Kedua orang misterius muncul dengan perangainya yang
khas, tampak licik dan amat berbahaya serta penuh dengan kemisteriusan. Luvius
jelas nampak
benci dengan perangai seperti itu. Terakhir kali ia menemui orang dengan perangai tersebut, habislah orang tersebut ditangan Luvius sendiri. Itu sekitar 2 tahun yang lalu. Tiap detik yang ia rasakan berjalan dengan begitu lambat. Bahkan ia dapat merasakan aliran darahnya sendiri. Keadaan saat itu nampak hening, yang ada hanya balas berbalas mengambil napas.
benci dengan perangai seperti itu. Terakhir kali ia menemui orang dengan perangai tersebut, habislah orang tersebut ditangan Luvius sendiri. Itu sekitar 2 tahun yang lalu. Tiap detik yang ia rasakan berjalan dengan begitu lambat. Bahkan ia dapat merasakan aliran darahnya sendiri. Keadaan saat itu nampak hening, yang ada hanya balas berbalas mengambil napas.
“Bagaimana
keadaanmu sekarang nak?”. Luvius tahu kalau pertanyaan itu hanyalah untuk
menghina dirinya atau bahkan itu termasuk pertanyaan bodoh yang pernah didengar
oleh Luvius. “Kau melihatnya bagaimana? Janganlah banyak basa-basi, lepaskan
kami bertiga sekarang!.....”. “Atau apa?” selak lelaki pertama. “Atau kau akan
menghabisi kami berdua sendirian, hah, dasar lemah” sambung lelaki kedua dengan
nada sarkatis. “Kau ini lancang sekali ya kepada kami, sudah dua tahun kita tak
bertemu, apakah kau masih mengingat kami?” lelaki ketiga muncul. Jas hitam,
dasi hitam, kemeja hitam, celana hitam, serta topi hitam. Luvius sadar bahwa
orang itulah penyebabnya. “Oh ya kami lupa mengucapkan, ‘Selamat Datang
Kembali’”. Dua orang temannya tertawa kegirangan mendengarkan lelucon tersebut.
Tak
lama kemudian, HJK sadar. Perasaan takut langsung menghampirinya. Tak sepatah
kata pun yang keluar dari mulut HJK karena perasaan takut.
Hampir-hampir HJK menangis melihat kejadian menyedihkan yang dialami kedua
saudaranya tersebut. Luvius masih saja memendam rasa balas dendamnya kepada
ketiga orang yang telah mengahncurkan semuanya.
“Hei, Q dan R, buka penutup kepala dan penutup mulutnya,
aku ingin mendengar perkataan anak-anak yang tak tahu sopan santun ini!” suruh
Han, orang ketiga tersebut. Q dan R lantas menuruti perkataan bos Han tersebut.
Dalam hitungan detik, semua sudah terlepas dan Luvius langsung melancarkan serangan
psywar.
“Hei, orang tua yang bau tanah, apakah kau tak punya
pengawal yang lebih cerdik lagi ketimbang dua orang idiot tersebut? Pantesan
kau sering disebut orang idiot!” sinis, serangan pertama telah dilancarkan. Tak
ada jawaban. Tiba-tiba, Korce bangun dengan gelagapan seperti orang yang mau
tenggelam di laut. Sumpah serapah muncul dari mulut Korce, entah karena reflek
atau ia sudah memahami semua yang telah terjadi.
Sadar bahwa ini adalah psywar, Han hanya terdiam, menatap tajam mata Luvius yang penuh
dengan rasa balas dendam dan berharap bahwa ia terbawa oleh perkataan Luvius
tadi. “Orang idiot?” justru Q yang terbawa emosi. “Kau bilang kami bertiga
orang idiot dan kau ingin yang lebih kuat? Apakah kau ingin bertemu dengan
ayahmu segera?”.
“Q, R, bawa
mereka bertiga keluar dan pastikan ikatannya masih kencang, aku ingin
memberikan sedikit memori indah kepada mereka bertiga” perintah Han yang tak
mau terbawa oleh psywar yang
dilancarkan Luvius atau lebih tepatnya ingin segera mengakhirinya dengan
serangan yang lebih tajam.
HJK mencoba
untuk meronta-ronta berharap ikatannya akan lepas, tapi Q dan R lebih cerdik
darinya. Korce terus mengeluarkan kata-kata serapah kepada Ryuki dan kedua
pengawalnya tersebut. Kontras, kata-kata itulah yang tepat menggambarkan
suasana tempat dan hati Luvius. Pohon-pohon begitu rimbun dengan burung-burung
yang berterbangan berbanding dengan perasaan hati yang entah terbang kemana.
Cahaya matahari begitu indah menyinari bumi berbanding dengan cahaya wajah
Luvius yang suram. Danau yang airnya begitu tenang menggenang dengan settingan
bukit-bukit yang berbaris dengan rapi berbanding dengan pikiran yang keruh dan
karut marut.
Selisih umur
Luvius dengan Korce adalah 5 tahun, sementara Korce dengan HJK adalah 3 tahun.
Sepintas kenangan gelap itu muncul dalam pikiran Luvius yang pasti tak akan
dialami oleh kedua saudaranya tersebut atau lebih tepatnya yang tak dipahami
oleh Korce dan HJK. Kenangan gelap dimana semua itu harus diambil dari dirinya
secara paksa dan melihatnya dengan mata kepala sendiri. 12 tahun rasanya begitu
cepat dan masih terasa perasaan tersebut. Ambisi yang kuat untuk membalaskan
dendamnya kepada orang yang harus bertanggung jawab atas perbuatannya tersebut.
Semua itu tak bisa dimaafkan!
0 komentar