-->
Saturday, 26 November 2016

#psywar
Luviuslah yang pertama kali terjaga. Dalam bayangannya, ia melihat dirinya bersama kedua saudaranya dibawa oleh kedua orang  yang tak dikenal asal muasalnya. Mulutnya disekap dengan kain. Kaki dan tangan diikat juga dengan sehelai kain yang menurut perkiraan Luvius jika dibentangkan maka panjangnya hingga 2 meter. Mungkin kedua orang tersebut dulunya seorang pandu yang amat mengerti tentang tali temali. Setiap kali Luvius berontak, ikatan tali tersebut justru akan menjadi semakin kuat. Luvius lantas terdiam. Dia melihat kedua saudaranya dalam bayangan kain yang menutupi wajahnya. Amat kasihan kedua saudaranya, Korce dan HJK. Luvius mengira, mereka akan dibawa oleh kedua orang misterius ke tempat yang jauh dari peradaban. Lama kelamaan Luvius baru sadar bahwa mereka dibawa oleh kedua orang misterius ini didalam sebuah kereta barang. Benar-benar gelap dalam kereta tersebut, sehingga Luvius tak bisa mengirakan akan dibawa kemanakah mereka.

            Suara deruman mesin kereta barang perlahan berhenti. Sekilas cahaya mulai muncul dari celah-celah gerbong kereta. Perlahan cahaya itu mulai membesar dan terbukalah gerbong kereta tersebut. Kedua orang misterius muncul dengan perangainya yang khas, tampak licik dan amat berbahaya serta penuh dengan kemisteriusan. Luvius jelas nampak
benci dengan perangai seperti itu. Terakhir kali ia menemui orang dengan perangai tersebut, habislah orang tersebut ditangan Luvius sendiri. Itu sekitar 2 tahun yang lalu. Tiap detik yang ia rasakan berjalan dengan begitu lambat. Bahkan ia dapat merasakan aliran darahnya sendiri. Keadaan saat itu nampak hening, yang ada hanya balas berbalas mengambil napas.
            “Bagaimana keadaanmu sekarang nak?”. Luvius tahu kalau pertanyaan itu hanyalah untuk menghina dirinya atau bahkan itu termasuk pertanyaan bodoh yang pernah didengar oleh Luvius. “Kau melihatnya bagaimana? Janganlah banyak basa-basi, lepaskan kami bertiga sekarang!.....”. “Atau apa?” selak lelaki pertama. “Atau kau akan menghabisi kami berdua sendirian, hah, dasar lemah” sambung lelaki kedua dengan nada sarkatis. “Kau ini lancang sekali ya kepada kami, sudah dua tahun kita tak bertemu, apakah kau masih mengingat kami?” lelaki ketiga muncul. Jas hitam, dasi hitam, kemeja hitam, celana hitam, serta topi hitam. Luvius sadar bahwa orang itulah penyebabnya. “Oh ya kami lupa mengucapkan, ‘Selamat Datang Kembali’”. Dua orang temannya tertawa kegirangan mendengarkan lelucon tersebut.
            Tak lama kemudian, HJK sadar. Perasaan takut langsung menghampirinya. Tak sepatah kata pun yang keluar dari mulut HJK karena perasaan takut. Hampir-hampir HJK menangis melihat kejadian menyedihkan yang dialami kedua saudaranya tersebut. Luvius masih saja memendam rasa balas dendamnya kepada ketiga orang yang telah mengahncurkan semuanya.
            “Hei, Q dan R, buka penutup kepala dan penutup mulutnya, aku ingin mendengar perkataan anak-anak yang tak tahu sopan santun ini!” suruh Han, orang ketiga tersebut. Q dan R lantas menuruti perkataan bos Han tersebut. Dalam hitungan detik, semua sudah terlepas dan Luvius langsung melancarkan serangan psywar.
            “Hei, orang tua yang bau tanah, apakah kau tak punya pengawal yang lebih cerdik lagi ketimbang dua orang idiot tersebut? Pantesan kau sering disebut orang idiot!” sinis, serangan pertama telah dilancarkan. Tak ada jawaban. Tiba-tiba, Korce bangun dengan gelagapan seperti orang yang mau tenggelam di laut. Sumpah serapah muncul dari mulut Korce, entah karena reflek atau ia sudah memahami semua yang telah terjadi.
            Sadar bahwa ini adalah psywar, Han hanya terdiam, menatap tajam mata Luvius yang penuh dengan rasa balas dendam dan berharap bahwa ia terbawa oleh perkataan Luvius tadi. “Orang idiot?” justru Q yang terbawa emosi. “Kau bilang kami bertiga orang idiot dan kau ingin yang lebih kuat? Apakah kau ingin bertemu dengan ayahmu segera?”.
“Q, R, bawa mereka bertiga keluar dan pastikan ikatannya masih kencang, aku ingin memberikan sedikit memori indah kepada mereka bertiga” perintah Han yang tak mau terbawa oleh psywar yang dilancarkan Luvius atau lebih tepatnya ingin segera mengakhirinya dengan serangan yang lebih tajam.
HJK mencoba untuk meronta-ronta berharap ikatannya akan lepas, tapi Q dan R lebih cerdik darinya. Korce terus mengeluarkan kata-kata serapah kepada Ryuki dan kedua pengawalnya tersebut. Kontras, kata-kata itulah yang tepat menggambarkan suasana tempat dan hati Luvius. Pohon-pohon begitu rimbun dengan burung-burung yang berterbangan berbanding dengan perasaan hati yang entah terbang kemana. Cahaya matahari begitu indah menyinari bumi berbanding dengan cahaya wajah Luvius yang suram. Danau yang airnya begitu tenang menggenang dengan settingan bukit-bukit yang berbaris dengan rapi berbanding dengan pikiran yang keruh dan karut marut.

Selisih umur Luvius dengan Korce adalah 5 tahun, sementara Korce dengan HJK adalah 3 tahun. Sepintas kenangan gelap itu muncul dalam pikiran Luvius yang pasti tak akan dialami oleh kedua saudaranya tersebut atau lebih tepatnya yang tak dipahami oleh Korce dan HJK. Kenangan gelap dimana semua itu harus diambil dari dirinya secara paksa dan melihatnya dengan mata kepala sendiri. 12 tahun rasanya begitu cepat dan masih terasa perasaan tersebut. Ambisi yang kuat untuk membalaskan dendamnya kepada orang yang harus bertanggung jawab atas perbuatannya tersebut. Semua itu tak bisa dimaafkan!
Al-Qalam Creative Media
Ditulis Oleh Al-Qalam Creative Media

Aenean quis feugiat elit. Quisque ultricies sollicitudin ante ut venenatis. Nulla dapibus placerat faucibus. Aenean quis leo non neque ultrices scelerisque. Nullam nec vulputate velit. Etiam fermentum turpis at magna tristique interdum.

0 komentar