-->
Sunday, 18 December 2016
Counting Stars Lyric - One Republic

Lately I've been, I've been losing sleep

Dreaming about the things that we could be
But, baby I've been, I've been praying hard
Said no more counting dollars, we'll be counting stars
Yeah, we'll be counting stars

I see this life like a swinging vine,
Swing my heart across the line
In my face is flashing signs,
Seek it out and ye shall find.

Old but I'm not that old
Young but I'm not that bold
And I don't think the world is sold
I'm just doing what we're told

I I I I feel something so right by doing the wrong thing
And I I I I feel something so wrong by doing the right thing

I could lie, couldn't I, couldn't I?
Every thing that kills me makes me feel alive.

Lately I've been, I've been losing sleep
Dreaming about the things that we could be
Baby I've been, I've been praying hard
Said no more counting dollars, we'll be counting stars
Lately I've been, I've been losing sleep
Dreaming about the things that we could be
But, baby I've been, I've been praying hard
Said no more counting dollars, we'll be-we'll be counting stars

Ye-e-yeah

I feel her love
And I feel it burn down this river every time
Hope is our four-letter word, make that money watch it burn

Old but, I'm not that old
Young, but I'm not that bold
And I don't think the world is sold
I'm just doing what we're told

And I I I I feel something so wrong by doing the right thing
I could lie, couldn't I, couldn't I?
Everything that drowns me makes me wanna fly

Lately I've been, I've been losing sleep
Dreaming about the things that we could be
Baby I've been, I've been praying hard
Said no more counting dollars, we'll be counting stars
Lately I've been, I've been losing sleep
Dreaming about the things that we could be
But, baby I've been, I've been praying hard
Said no more counting dollars, we'll be-we'll be counting stars

Oh, take that money watch it burn,
Sing in the river the lessons I learned
Take that money watch it burn,
Sing in the river the lessons I learned
Take that money watch it burn,
Sing in the river the lessons I learned
Take that money watch it burn,
Sing in the river the lessons I learned

Everything that kills me makes me feel alive

Lately I've been, I've been losing sleep
Dreaming about the things that we could be
Baby I've been, I've been praying hard
Said no more counting dollars, we'll be counting stars
Lately I've been, I've been losing sleep
Dreaming about the things that we could be
But, baby I've been, I've been praying hard
Said no more counting dollars, we'll be-we'll be counting stars

Take that money watch it burn,
Sing in the river the lessons I learned
Take that money watch it burn,
Sing in the river the lessons I learned
Take that money watch it burn,
Sing in the river the lessons I learned
Take that money watch it burn,
Sing in the river the lessons I learned

Read more
Saturday, 17 December 2016
Kebiasaan yang Berubah di Era Digital

Hadirnya ponsel pintar (smartphone) di tengah-tengah masyarakat mampu mengubah dunia. Smartphone juga membawa berbagai fitur yang memberikan kemudahan bagi penggunanya.
Berbagai fitur yang mendukung aksesibilitas dan mobilitas pengguna semakin membuat masyarakat enggan terlepas dari perangkat ini.
Tanpa disadari, penggunaan smartphone mampu mengubah kebiasaan hidup pengguna. Inilah beberapa perubahan yang terjadi berkat hadirnya smartphone.
Cara Berkomunikasi
Mulanya interaksi antar manusia tak membutuhkan perangkat khusus apalagi canggih. Hadirnya ponsel mampu memangkas jarak yang menjadi kendala terberat dalam berkomunikasi.
Terlebih dengan hadirnya smartphone dan berbagai aplikasi yang sekarang marak dikembangkan, semakin mempersingkat pengguna untuk berkomunikasi dengan keluarga, kerabat, dan pengguna lain.
Kini tak hanya panggilan suara dan pesan singkat yang dulu terbatas, pengguna juga bisa berinteraksi melalui video secara langsung. Fitur ini tak hanya memangkas jarak tapi membuat interaksi lebih nyata seolah tanpa bantuan perangkat.
Berbagi Informasi
Berbagai aplikasi messenger dan hadirnya media sosial memudahkan pengguna untuk mendapatkan lebih banyak informasi dan pengetahuan. Informasi yang menarik atau bahkan menjadi trending topik bahkan akan dibagikan oleh pengguna melalui aplikasi serupa atau aplikasi lainnya.
Bayangkan saat dulu Anda tinggal di sebuah daerah yang jauh dari perkotaan. Anda hanya mendapatkan informasi yang sedang berkembang melalui radio atau televisi. Di era digital seperti saat ini, dengan mudah dan cepat kita bisa mendapatkan informasi hanya melalui ponsel.
Bahkan informasi dari luar negeri sekalipun dalam hitungan detik akan terus berkembang dan muncul di berbagai situs yang bisa diakses di smartphone. Tak hanya informasi melalui laman website, jutaan buku yang jika Anda kumpulkan secara manual memakan banyak ruangan, dengan mudahnya bisa Anda baca melalui smartphone. Anda juga bisa membagikan apapun yang Anda baca hanya dengan menyalin link website tersebut.
Secara tidak langsung sharing informasi mampu menebarkan kebaikan. Tak sedikit kini kajian-kajian keagamaan dilakukan melalui media sosial. Rangkuman dari kajian tersebut tentu akan menambah pengetahuan dan cakrawala pengguna. Bukan hal yang tidak mungkin jika pengguna yang membaca dan memahami hasil kajian tersebut juga akan diterapkan dalam kehidupannya.
Informasi tentang musibah di daerah tertentu jika Anda bagikan juga akan menarik perhatian dan mendorong orang lain bahkan pihak terkait untuk memberikan bantuan. Hal ini dapat Anda lakukan hanya dengan membagikan informasi saja.
Read more
Friday, 16 December 2016
Night Changes Lyric - One Direction

[Zayn:]
Going out tonight
Changes into something red
Her mother doesn't like that kind of dress
Everything she never had she's showing off

[Liam:]
Driving too fast
Moon is breaking through her hair
She's heading for something that she won't forget
Having no regrets is all that she really wants

[Harry:]
We're only getting older, baby
And I've been thinking about it lately
Does it ever drive you crazy
Just how fast the night changes?
Everything that you've ever dreamed of
Disappearing when you wake up
But there's nothing to be afraid of
Even when the night changes
It will never change me and you

[Louis:]
Chasing it tonight,
Doubts are running 'round her head
He's waiting, hides behind a cigarette
Heart is beating loud, and she doesn't want it to stop

[Niall:]
Moving too fast
Moon is lighting up her skin
She's falling, doesn't even know it yet
Having no regrets is all that she really wants

[Harry:]
We're only getting older, baby
And I've been thinking about it lately
Does it ever drive you crazy
Just how fast the night changes?
Everything that you've ever dreamed of
Disappearing when you wake up
But there's nothing to be afraid of
Even when the night changes
It will never change me and you

[Zayn:]
Going out tonight
Changes into something red
Her mother doesn't like that kind of dress
Reminds her of the missing piece of innocence she lost

[Harry (along all):]
We're only getting older, baby
And I've been thinking about it lately
Does it ever drive you crazy
Just how fast the night changes?
Everything that you've ever dreamed of
Disappearing when you wake up
But there's nothing to be afraid of
Even when the night changes
It will never change, baby
It will never change, baby
It will never change me and you

Read more
You And I Lyric - One Direction

[Niall:]

I figured it out
I figured it out from black and white
Seconds and hours
Maybe they had to take some time

[Liam:]
I know how it goes
I know how it goes for wrong and right
Silence and sound
Did they ever hold each other
Tight like us?
Did they ever fight like us?

[Harry:]
You & I
We don't want to be like them
We can make it 'til the end
Nothing can come between
You & I
Not even the gods above
Could separate the two of us
No, nothing can come between
You & I
Oh, you & I

[Zayn:]
I figured it out
Saw the mistakes of up and down
Meet in the middle
There's always room for common ground

[Louis:]
I see what it's like
I see what it's like for day and night
Never together
'Cause they see things in a different light
Like us
They never tried like us

[Harry:]
You & I
We don't want to be like them
We can make it 'til the end
Nothing can come between
You & I
Not even the gods above
Could separate the two of us

[Zayn:]
'Cause you & I
[All:]
We don't want to be like them
We can make it 'til the end
Nothing can come between you & I
Not even the gods above
Could separate the two of us
No, nothing can come between
You & I

[Zayn:]
You & I

[Harry:]
Oh, you & I [x2]

[Zayn:]
We can make it if we try
You & I

[Harry:]
Oh, you & I
You & I

Read more
Cerbung - #Prolog (De Javu)

Rasa yang pernah aku rasakan, tepatnya 3 tahun yang lalu terulang lagi, De Javu. Rasa cemas. Khawatir. Takut. Penuh dengan perencanaan yang baru, bercampur menjadi satu. Padahal ini adalah tahun ketigaku di pesantren, tapi tahun ini aku merasa seperti baru pertama kali masuk pesantren. Sekolah kelas 9 tapi rasa kelas 7. Pikiranku benar-benar kembali seperti anak kelas 7. Dalam perjalanan dari rumahku di daerah Banyumas menuju pesantrenku yang ada di daerah Tangerang. Hal-hal yang membuat diriku berat untukku kembali memsuki pesantren terus berdesakkan dalam perasaanky. Bayangan betapa sejuknya suasana rumahku yang berada di kaki Gunung Slamet dengan air panasnya yang bisa menyembuhkan. Bayangan akan semua teman-temanku di Purwokerto yang telah memberikan banyak warna dalam hidupku ini dan juga bayangan akan segala cita-citaku. Perkenalkan namaku Rahardian Faza Haryanto biasa dipanggil Faza ataupun Dian, tapi aku lebih senang dipanggil Faza. Aku berasal dari daerah Banyumas atau orang lebih mengenalnya Purwokerto. Jadi akan aku luruskan dulu tentang daerahku ini. Banyumas adalah kabupatennya sementara Purwokerto adalah kotanya sedangkan tempat tinggalku diperbatasan antara Kabupaten Banyumas dan Kota Purwokerto. Jadi bisa dibilang aku berasal dari kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Sama saja seperti orang bilang tinggal di Jakarta tapi sebenarnya tinggalnya di Bekasi. Aku adalah anak pertama dan satu-satunya dalam keluarga dan juga cucu ke 7 dalam keluarga besar. dan sekarang aku lagi dalam perjalanan menuju pesantren "tercinta", "Pondok Ar Rayyan" namanya. Ini adalah tahun ketigaku berada dipondok tersebut. Tapi sekali lagi, aku seperti baru akan masuk pondok di tahun pertama. Ya, memang wajar seperti itu, karena satu semester sudah aku berada di rumah untuk "pemulihan". Pemulihan dari sebuah kejadian yang sekarang membuatku dipandang "lain" oleh orang. Dan satu-satunya pembeda dengan tahun pertama masuk adalah kejadian itu. Kejadian yang telah membuatku bisa menulis sebuah buku.
Read more
Thursday, 15 December 2016
Cerpen - Di ujung Telepon

Kelam, tak ada yang bisa dipandang, aku layaknya tunanetra. itu yang tergambar dari sorot mata, sewaktu aku terjaga di tempat ini. Entah itu dari tidur atau sesuatu hal lain, yang membuatku tak sadarkan diri. Sebab aku manusia normal, terbiasa tidur saat malam hari dan saat kantuk datang menghinggap. Yang jelas aku teguh berpendapat, mata ini terlelap bukan karena mengantuk.
Ya, aneh rasanya. Bagiamana tidak, kepalaku kini terasa sakit, seperti terbentur suatu benda keras nan tajam. Benar saja, ketika jemari mengusap, pelipis robek menyisakan darah yang telah mendaging. Begitu juga dengan ruangan dimana aku terlelap. Sunyi, keadaan sekitar kelam sekali. Hanya seberkas sinar yang menerpa mata, kukira sinar ini yang membuatku terbangun.
Aku coba meraba keadaan, tangan kugerakan ke segala arah. Tapi tak ada satu pun yang dapat kujangkau. Lengan ini hanya menangkap serat-serat yang kukira sarang laba-laba. 
Celana yang kukenakan sakunya bergetar, ada panggilan masuk. kududukan raga ini sebisa mungkin, lalu kurogoh saku dari celana berbahan dasar jeans dan kudapatkan ponselku. Di layar tercantum satu kata yang tetulis ‘my jelek’. Siapa ini? aneh sekali ia punya nama, Tanya batinku.
“Halo, ra. syukurlah tuhan masih sayang padamu” ucapnya cemas. Tunggu dulu, ia menyebutku dengan sebutan ra. Siapa itu ra? Aku binggung tidak mengerti.Celana yang kukenakan sakunya bergetar, ada panggilan masuk. kududukan raga ini sebisa mungkin, lalu kurogoh saku dari celana berbahan dasar jeans dan kudapatkan ponselku. Di layar tercantum satu kata yang tetulis ‘my jelek’. Siapa ini? aneh sekali ia punya nama, Tanya batinku.
“Ini siapa? Disini gelap”
“gelap? Ok tenang ra! Jangan matiin teleponnya ya”
“Iya, tapi ini siapa? Kenapa aku bisa di tempat kelam pekat begini?”
“Ini aku ra, Apa Kamu tak mengenali suaraku” jawabnya keheranan. Aku sama herannya, nama orang yang menghubungiku berbeda dengan nama di kontak ponselku. “Mhh.. ok ok. Aku ceritakan kalau kamu sudah kutemukan” ujarnya mengakhiri
“Oh.. baiklah” ucapku singkat
Orang itu sudah tak bersuara, di ujung telepon, kini terdengar suara gaduh “krasak krusuk” berulang kali. Kurasa ia sedang berlari sambil menggengam ponsel. Lalu keadaan di ujung telepon berubah, terdengar suara riuh bagaikan di pasar. Mungkin orang itu sedang berada di tengah kerumunan orang. Disusul dengan suara sirine yang khas “ngiung… ngiung…” terdengar gaduh sekali. namun lama-lama suara itu mengecil lalu menghilang.
“Halo ra” ia kembali berbicara
“Iya”
“Coba ceritain, posisi kamu ada dimana?”
“Disini gelap”
“Ok aku tau disana gelap, mhh.. terus kamu lagi duduk atau berdiri”
“Posisiku duduk ada, setitik lubang kecil bercahaya di atas sana”
“Cahaya? Mhh… cahayanya dari arah atas atau…”
“Dari atas, tapi sulit kugapai”
Terdengar suara bisik-bisik di ujung telepon, tak kudengar jelas percakapan apa, yang jelas batinku bertanya dimanakah aku berada, lalu siapa pria di ujung telepon?
Lama tak kudengar lagi suara di ujung telepon, hingga perhatianku tertuju pada bunyi “Tik.. tik.. tik..” suara apa itu? Bulu romaku kompak berdiri, membuat lemah jemari yang menggenggam telepon. Dalam kelam, sepasang bola mata ini bergerak ke kiri, kanan, lalu ke atas dan ke bawah mencari sumber suara. namun percuma, aku tak dapat melihat apa-apa di kegelapan ini. Suara itu konstan saja, tidak semakin keras maupun sebaliknya.
Namun, tiba-tiba setitik ciran jatuh, dan mendarat di hidungku. Cairan itu licin, berbau tajam dan ada sensasi panas sesaat di hidungku. Cairan apa ini? Lagi aku bertanya dengan batin.
Kuarahkan pandangan ke atas, Oh tidak, mana lubang tadi? kini tak kujumpai setitik cahaya itu. Tempat macam apa ini. Sudah kelam tak jua membuat hati ini tenang. Hal ini harus segera kuberi tahu pada orang itu. Dengan cepat aku berusaha bersuara.
“Halo.., lubang cahaya itu hilang” ucapku, beberapa detik ku terdiam, namun tak ada jawaban. Di ujung telepon hanya ada suara krasak-krusuk yang terdengar berulang kali.
“Halo.. lubang cahayanya hilang” kembali aku berucap, ia masih tak bersuara.
Tak ada sahutan datang dari ujung telepon, membuat detak jantungku serasa menaik, berdebar-debar tidak terkendali. Cairan yang jatuh ke hidungku tadi kembali mendarat di tempat yang sama berulang kali. Mengapa aku tak bisa tenang, keadaan ini sungguh menyebalkan. Kini yang bisa kulakan hanya menumpukan sepuluh jari di mukaku.
Aku masih dalam keadaan terduduk, ingin rasanya berdiri tapi tak mampu. Aku baru menyadari, sekedar menggerakkan kaki saja sulit, apalagi untuk tegak berdiri, sepertinya ada luka dalam pada kakiku.
Jemari menari mencoba meraba dimana aku terduduk kini. Lantai yang kududuki rasanya terbuat dari besi. Hati kecilku mengira aku berada di dalam sebuah drum minyak besar. Sebab hidungku sudah mandi dengan cairan seperti minyak. Tapi cepat kusanggah, bila memang seperti itu bagaimana caranya aku bisa masuk. Secara nalar drum minyak yang biasa kulihat hanya memiliki lubang yang kecil.
Dalam kelam jemari ini menyentuh sesuatu. Lagi, itu sebuah cairan, namun ini tidak licin layaknya minyak. Ini lembek, apakah ini t*i? Oh tidak, kalau benar, ini sungguh menjijikan. Kuulang menyentuhnya. Ini kesat, sepertinya ini tanah, ya ini tanah. Tanah yang berbaur dengan air.
Aku menduga, mungkin aku disekap di ruang bawah tanah. Sebentar, ini tidak mungkin, mana ada ruang bawah tanah beralaskan layaknya selembar besi. Namun bisa saja, biasanya ruang bawah tanah, pasti beruangan gelap. Ah ini membingungkan
Ada suara di ujung telepon
“Halo ra”
“Halo…” pekikku “lubang cahayanya menghilang. Ada cairan yang jatuh ke hidungku” ucapku panik
“Ok ra tenang ya”
“Aku takut! Sebenarnya aku ada dimana? Beritau aku!” Tensi ku meninggi.
“Ra kamu harus bisa tenang ya. Aku juga lagi cari kamu”
“Beritau aku sekarang!!!” Jawabku sinis
“Ra!!!” nadanya seakan membentakku, rasanya hatiku benar-benar lunak, nafasku seakan tertahan di dada. Sedih, aku ingin menangis.
“Kenapa kamu bentak aku? Apa salah aku bertanya” aku mulai terisak
“Rara sayang” ia memanggilku dengan kata sayang? “kamu harus tenang ya.. aku akan segera menemukanmu sayang” kata-katanya melunak, sepertinya itu tulus, dan entah mengapa rasa takutku menghilang.
“Rara, hallooo ra”
“Segera temukan aku, jelek”
“Hahaha” ia tertawa, apa ada yang lucu pikirku “hahaha.. hahaha” ia tertawa lepas, heran, aku kan hanya menyebut namanya sesuai kontak di hp ku.
Tapi rasanya, tidak sekali ini aku menyebut seorang umat nabi adam dengan sebutan jelek. Aku coba mengingatnya, namun tak utuh dan samar-samar terasa.
Pikiranku kini menerawang. Hati kecilku bertanya, siapa sosok yang kusebut jelek. Lalu terbayang di hadapanku, saat itu hari hujan lebat. Dalam jas hujan aku memeluk seseorang, ia mengendarai sebuah motor roda dua dengan body motor yang besar, dan aku di belakangnya.
Lalu, pikiranku melompat, keadaan berubah. Kini terbayang, aku sedang menunggu sebuah bus bersamanya. Tepat di depan tebing yang memanjang mengikuti daerah perbukitan. Dan setelah menunggu lama bus pun datang, nampaknya belum berpenumpang.
Lagi, pikiranku melompat, kini terbayang hujan semakin lebat, aku mendadahi seseorang berjambang dan berjanggut tipis dari balik kaca bus. Orang itu membalas lambaian tanganku, meski matanya tak nampak, karena ia sedang menggenakan sebuah jas hujan. Dan kembali pikiranku melompat, kini aku menatap bukit dari balik jendela bus yang ada di seberang kursi yang kududuki.
Tebing itu mendadak amblas dan melongsorkan banyak tanah. Aku menatap penuh kejadian itu, oh tidak longsor itu menabrak sisi medan bus dan mendorong bus menuju jurang di sisi sebaliknya.
Saat itu aku serasa terguling-guling di atas bus yang menunjukan gejala yang sama. Lalu bayang-bayang itu samar-samar di pikiranku, bagaikan layar tv yang rusak seperti dikerubuni semut-semut.
“Duarrrr” aku terkejut ada gemercik api di atas kepalaku.
Memang bulu roma tidak berdiri, tapi rohku seakan terbang beberapa detik meninggalkan tubuh ini. Mulai panik, semua tulang di badanku terasa lemas. Kusembunyikan mukaku di antara sepuluh jari.
Takut, aku takut, aku takuuut.
“Halo.. halo.. ada percikan api di atas.. ada percikan api di atas” ucapku cemas
“Ok.. ok.. Tenang ra. Kamu mundur saja pelan-pelan ok.
“Cepat temukan aku!!!” Aku memelas berharap ia segera menolong nyawaku.
“Dengar kataku ra ‘tenang’ jangan panik. Semakin kamu panik, semakin susah aku dapat informasi dari kamu!!!” Jawabnya membentak
Aku menangis. aku tak tau lagi harus berkata apa. Aku tak tau akan berbuat apa. Semua resah tercurah ke segala arah. Aku kesal dengan kata tenang yang ke luar di ujung telepon ini.
“Ra halo ra.. ‘duarrr’ ” bunyi letusan di ujung telepon berbarengan dengan percikan api yang kini menyala di atas kepalaku, aku mencoba mundur.
“ok tenang ra, setengah badan bus muncul akibat ledakan tadi. aku udah nemuin posisi kamu” ucap pria itu.
Api mulai menjalar, ruangan menjadi bercahaya akibat api. Api yang menyala menyingkap semua tentang keberadaanku.
Ternyata aku berada di sebuah bus yang terbalik. Ini Sama sepeti yang kubayangkan tadi. Dimana kursi yang melekat pada lantai bus, kini menggantung di atas kepalaku.
‘Duar’ lagi letusan itu berbunyi, api mulai mebesar. Aku berusaha tenang dan kembali mundur dengan posisi terduduk.
Aku mendengar badan bus dihantam dengan menggebu-gebu. Semakin gaduh, suara hantaman terdengar semakin menjadi-jadi.
Aroma bensin menerpa hidungku. Ya tuhan, aku pasrah, aku benar pasrah. Silahkan ambil nyawaku ya tuhan. Satu pintaku, kirimlah aku ke tempat terbaik di sisiMu, Teriak batinku.
“Dugs.. dugs.. dugs..” terdengar sangat gaduh di luar sana. “tang.. tang” badan bus dipukuli bertubi-tubi. “crck.. crck..” lalu terdengar suara kaca yang pecah dari arah belakangku.
Ada yang memelukku Saat kupejamkan mata. Dia menarik badanku yang terduduk. Lalui sela-sela kaca bus yang pecah, perlahan ia mengeluarkan kepalaku, seluruh tubuhku, hingga aku bisa melihat dunia lagi. Kembali Merasakan gemericik hujan. Dan yang pasti di luar terang meski awan kegelapan menampakan diri.
Ia dengan sigap membopongku. Terlihat banyak orang yang mengerumuni serta menanti dengan penuh kecemasan.
Raga ini diterlentangkan di atas selembar kain sarung. dua bilah bambu diselipkan di dalamnya, sehingga disulap layaknya tandu.
Lalu tandu dioper ke tangan berikutnya yang telah menanti. berlanjut Menjauh dari bus yang terguling, yang kini hanya menampakkan bagian belakang badan bus.
“Cepat lari… bus akan meledak” ucap seseorang yang tak terlihat olehku. Tak terhitung orang-orang yang tadi menyelamatkanku, berhamburan menjauh dari bus yang rebah layaknya kuda, dengan bagian kepala yang tertimbun
“Duarrr”
Seluruh tubuh bus terbakar, suaranya menggelegar seperti bom yang meledak. Asap pembakaran membumbung tinggi menuju batas atmosfer. Benar-benar tak ada ruang yang tak dijamahi api.
Kini, di hadapanku berdiri lelaki dengan keadaan kumuh, masih memakai jas hujan. Ia sibuk meliltkan perban, menutupi pelipisku yang robek. Hanya hidung, jambang dan jenggot tipis yang nampak di kedua belah mataku. Pria itu. ya, pria itu yang ada di khayalku tadi. Dia yang ada saat sebelum dan sesudah aku ke luar dari bus naas.
“bertahanlah ra aku akan bawa kamu ke rumah sakit” aku hanya mengangguk lemas, kuakhiri senyum semampuku.
Ada rasa yang beda, terasa penuh cinta ketika aku Dibopongnya entah hendak kemana.
Akhirnya ambulan membawaku, berjalan menjauh meninggalkan bus yang masih dilalap api, dan minghilang di tikungan jalan beraspal yang dilalui ambulan.
Kini hanya ada pria kumuh berjambang dan berjenggot tipis di atas ambulan menemaniku yang terbaring dengan wajah lelahnya.
Read more
Tuesday, 13 December 2016
Lirik Dia - Anji


Di suatu hari
Tanpa sengaja kita bertemu
Aku yang pernah terluka
Kembali mengenal cinta

Hati ini kembali temukan
Senyum yang hilang
Semua itu karena dia

Oh Tuhan, ku cinta dia
Ku sayang dia, rindu dia
Inginkan dia

Utuhkanlah rasa cinta di hatiku...
Hanya padanya, untuk dia

Jauh waktu berjalan kita lalui bersama
Betapa di setiap hari, ku jatuh cinta padanya
Dicintai oleh dia ku merasa sempurna
Semua itu karena dia

Oh Tuhan ku cinta dia
Ku sayang dia, rindu dia
Inginkan dia
Utuhkanlah rasa cinta di hatiku
Hanya padanya, untuk dia

oh Tuhan ku cinta dia
ku sayang dia, rindu dia
Inginkan dia
Utuhkanlah rasa cinta di hatiku
Hanya padanya, untuk dia, hanya padanya
Untuk dia



Read more
One Thing Lyric - One Direction

[Liam:]
I've tried playing it cool
But when I'm looking at you
I can't ever be brave
'Cause you make my heart race

[Harry:]
Shot me out of the sky
You're my kryptonite
You keep making me weak
Yeah, frozen and can't breathe

[Zayn:]
Something's gotta give now
'Cause I'm dying just to make you see
That I need you here with me now
'Cause you've got that one thing

[Chorus:]
So get out, get out, get out of my head
And fall into my arms instead
I don't, I don't, don't know what it is
But I need that one thing
And you've got that one thing

[Niall:]
Now I'm climbing the walls
But you don't notice at all
That I'm going out of my mind
All day and all night

[Louis:]
Something's gotta give now
'Cause I'm dying just to know your name
And I need you here with me now
'Cause you've got that one thing

[Chorus:]
So get out, get out, get out of my head
And fall into my arms instead
I don't, I don't, don't know what it is
But I need that one thing

So get out, get out, get out of my mind
And come on, come into my life
I don't, I don't, don't know what it is
But I need that one thing
And you've got that one thing

Woah-oh-oh-oh
Woah-oh-oh-oh
Woah-oh-oh-oh

[Harry:]
You've got that one thing

[Liam:]
Get out, get out, get out of my head
And fall into my arms instead

[Chorus:]
So get out, get out, get out of my head
And fall into my arms instead
I don't, I don't, don't know what it is
But I need that one thing

So get out, get out, get out of my mind (out of my mind)
And come on, come into my life
I don't, I don't, don't know what it is
But I need that one thing
Yeah, you've got that one thing

Read more