-->
Monday 12 December 2016


Dulu orang-orang memenuhi kebutuhannya dengan cara yang masih tradisional dan beraneka ragam. Ada yang dengan cara berburu seperti yang sudah diajarkan oleh Nabi Adam AS dan juga cara bertani. Saat itu (Zaman Nabi Adam AS), pakaian yang dipakai pun masih sangat sederhana, yaitu terbuat dari kulit hewan buruannya, sampai zaman Nabi Idris AS. Pakaian yang dipakai pun sudah mulai dijahit. Nabi Nuh AS, membuat kapal yang super besar yang dapat menampung berbagai spesies hewan dan sekitar 90 orang pengikutnya, kapal yang atas ijin Allah dapat menyelamatkan Nabi Nuh AS serta pengikutnya yang beriman terhindar dari banjir besar selama 40 hari yang merupakan adzab dari Allah untuk orang-orang yang kafir. Teknologi pembangunan bangunan tinggi sudah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS, disaat meninggikan Ka’bah bersama dengan anaknya, Nabi Ismail AS, sesuai dengan firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 127, yang artinya: “Dan (ingatlah) ketika (Nabi) Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama (Nabi) Ismail,….” Ada juga teknologi membaca mimpi atau takwil mimpi seperti Nabi Yusuf AS. Pengobatan juga sudah ada, seperti zaman Nabi Ayyub AS, dimana saat dia sakit kulit dan atas ijin Allah dapat sembuh setelah mandi di mata air yang mengalir setelah dia menghentakkan kakinya ke tanah seperti yang dialami juga oleh nabi Ismail AS, saat dia dan ibunya, Siti Hajar, benar-benar kehausan ditengah padang pasir Mekkah. Sampai-sampai bolak-balik dari bukit Shafa ke bukit Marwa sebanyak 7 kali. Lalu teknologi baju perang yang terbuat dari zirah (biji besi), juga sudah ada sejak zaman Nabi Dawud AS. Dan teknologi paling keren adalah teknologi teleportasi, sebagaimana yang tejadi di zaman Nabi Sulaiman AS, sesuai dengan Al Quran Surah An Naml ayat 38-40, yang artinya, “(38) Dia (Sulaiman) berkata, “Wahai para pembesar! Siapakah diantara kamu yang sanggup membawa singgasananya (Ratu Bilqis) kepadaku sebelum mereka datang kepadaku menyerahkan diri?” (39) ‘Ifrit dari golongan Jin berkata, “Akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu, dan sungguh, aku kuat melakukannya dan dapat dipercaya” (40) Seseorang yang memiliki ilmu dari kitab berkata,”Aku akan membawa singgasa itu kepadamu sebelum matamu berkedip”, maka ketika dia (Sulaiman), melihat singgasana itu terletak di hadapannya....” (QS. An Naml : 38-40). Sementara teknologi yang paling mencengangkan adalah teknologi perjalanan kilat yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW, yang melakukan perjalanan dari Mekkah ke Masjidil Aqsha lalu disambung lagi menuju Sidratul Muntaha, yang berada diatas langit ke-7, hanya dalam waktu satu malam. Lalu ada lagi, teknologi pembangunan gedung yang terbuat dari baja dan tembaga yang telah dipanaskan. Seperti yang tercantum di Surah Al Kahfi ayat 96. Itu semua teknologi yang ada di zaman Nabi dan rasul, sementara teknologi yang diciptakan oleh para penerus Khulafatur Rasyidin, juga banyak. Seperti teknologi pesawat terbang yang dibuat oleh Ibnu Firsam yang kemudian dipatenkan konsepnya oleh Roger Bacon dan Leonardo Da Vinci. Sementara terealisasikannya oleh Wilbur Wright dan Olive Wright atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Wright bersaudara. Komputer analog juga berasal dari zaman ini. Penciptanya adalah Abu Ishaq Ibrahim Al Zarqali pada tahun 1015. Lalu pindah ke zaman pertengahan sampai abad ke-20. Orang-orang barat mulai mematenkan teknologi “temuannya”. Dulu, orang-orang sangat tidak senang dengan yang namanya malam, karena dipastikan tidak bisa melakukan apa-apa karena gelap. Paling-paling hanya obor api sebagai penerangnya. Melihat itu Thomas Alva Edison lantas menciptakan lampu bohlam pertama. Samuel Finley Breese Morse, juga menciptakan telegram yang berfungsi untuk berkomunikasi dan disempurnakan lagi oleh Alexander Graham Bell dalam bentuk hubungan telepon. Manusia zaman itupun semakin tidak ketinggalan berita, karena sudah ditemukannya radio oleh Guiglermo Marconi. Di bagian transportasi selain pesawat yang sudah dijelaskan, ada juga mobil oleh Karl-Heinz. Dan sampai pada abad 21, banyak lagi teknologi-teknologi yang telah ditemukan. Contoh seperti : Komputer, Internet, handphone, dan berbagai alat penunjang kebutuhan hidup manusia. Tapi pertanyaannya, Sudahkah kita menggunakannya dengan baik dan bijak? Tentu jawabannya berbeda-beda, ada yang menjawabnya sudah maupun belum. Seperti halnya dengan Alfred Nobel saat menemukan dinamit. Tujuan dia adalah untuk membantu para penambang dalam menghancurkan bukit. Tapi, sekarang justru disalahkangunakan. Begitu juga dengan teori atom ciptaan Albert Einstein yang menyebabkan perang dunia kedua. Puncak penyalahgunaannya adalah saat Amerika meluluhlantahkan kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang.
Begitu juga dengan teknologi yang ada pada saat ini. Banyak sekali yang disalahgunakan. Tujuan penciptaan dengan kenyataan sekarang memang bisa dibilang sangat jauh. Peradaban manusia yang pertama tercatat dalam sejarah adalah peradaban di aliran sungai Tigris, yaitu bangsa Sumeria dan disambung oleh bangsa Mesopotamia, lalu bangsa Persia. Tapi, peradaban modern yang pertama adalah di dataran China. Maka tak salah, ada pepatah yang bilang, “Tuntutlah ilmu hingga ke negeri China”. Salah satu yang terkenal adalah penemuan kertas oleh Tsa’i Lun yang terbuat dari kulit pohon Murbei. Saat suatu negara atau bangsa sudah semakin maju dan sudah semakin mudah untuk menjalani hidup, maka semakin turun juga kualitas SDM yang ada. Memang tak semuanya, tapi bahkan hampir semuanya, karena kalau terlalu banyk orang yang “terlalu pintar”, maka akan terjadi gonjang-ganjing didunia ini. Yang dimaksud “terlalu pintar” adalah “Pintarnya keterlaluan” sampai-sampai dengan pintarnya itu ia membodohi orang lain, singkatnya orang pintar yang licik. Ini semua gara-gara saat menuntut ilmu dunia, ia tidak dibarengi dengan agama, maka yang terjadi adalah kehampaan hati. Tak seperti KH. Agus Salim maupun Buya Hamka juga kebanyakan pejuang yang lain dalam meraih kemerdekaan bangsa Indonesia. Mereka berjuang tidak hanya memakai kekuatan fisik, tapi mereka juga menggunakan akal (Ilmu dunia/Akademik/Taktik perang) dan juga Hati (Pengetahuan agama). Dengan adanya teknologi yang ada sekarang, bukan hanya mempermudah hidup manusia, tapi juga mewujudkan yang tadinya hanya mimpi menjadi kenyataan. Seperti halnya dengan barang elektronik maupun game. Game ada banyak tipenya, seperti: game consol, game online, game RPG, game android, dll. Game dibuat untuk hiburan bagi manusia disaat lelah beraktivitas. Itu ekspetasinya, sementara realitanya, game sudah menjadi bagian hidup seseorang, sampai-sampai melupakan aktivitas yang lainnya. Memang susah untuk meninggalkannya, tapi kalau terlalu sering juga tidak baik, bai secara fisik maupun psikologi. Bukan rahasia umum lagi, memang bahaya dari terlalu sering bermain game, mulai dari fisik yang membuat mata cepat rusak, sel-sel otak banyak yang mati, maupun psikologi yang membuat hubungan batin dan sosialnya tak baik, bahkan dengan keluarganya sendiri. Jepang terkenal dengan produksi game-nya yang sangat bagus, seperti: Sega, Konami, dan program game lainnya. Walaupun terkenal dengan produksi game-nya, mereka tetap menyadari bahaya dari game tersebut. Sampai-sampai, orang Jepang sekarang khawatir dengan generasi mudanya. Karena khawatir game tersebut memngaruhi pemikiran generasi mudanya. Dulu orang jepang saat bangun tidur, langsung mengucapkan syukur kepada matahari terbit, tetapi generasi mudanya, bangun tidur langsung memegang gadget yang entah untuk apa. Negara yang sudah maju saja seperti Jepang, takut generasi mudanya “tercemar” oleh game, padahal notabene Jepang adalah produsen game, apalagi negara Indonesia yang masih dalam tahap negara berkembang? Apakah tidak takut juga generasi mudanya “tercemar”? Dengan teknologi, dunia sudah seperti tak ada sekat pemisah lagi. Tapi kalau kita tergantung pada teknologi tanpa dibarengi dengan kemampuan diri kita sendiri, maka yang terjadi adalah seperti di film “Wall-E”
garapan Walt Disney tahun 2013 atau seperti film “Nobita & Doraemon dan Labirin Kaleng”. Yang ada bukanlah kemakmuran karena teknologi, justru sebaliknya, kehancuran karena teknologi buatan manusia sendiri. Memang kita tidak munafik, kemajuan dunia itu karena kemajuan teknologi juga. Semoga kita bisa menggunakan teknologi dengan bijak. Ayo kita gunakan teknologi sekarang untuk membantu pembangunan umat!
Al-Qalam Creative Media
Ditulis Oleh Al-Qalam Creative Media

Aenean quis feugiat elit. Quisque ultricies sollicitudin ante ut venenatis. Nulla dapibus placerat faucibus. Aenean quis leo non neque ultrices scelerisque. Nullam nec vulputate velit. Etiam fermentum turpis at magna tristique interdum.

0 komentar