-->
Tuesday 12 December 2023
no image

 

Pendahuluan

Pernahkan anda melakukan sesuatu, tetapi tidak pernah merasa cukup untuk mengerjakannya? Padahal anda sudah memiliki trik untuk menyelesaikannya, dan tetap masih saja begitu. Bahkan mendekati deadline anda masih kebingungan.

Anda mempunyai tanggung jawab dalam setiap yang anda lakukan, dan tentunya disiplin. Maka, sangat perlu bagi anda mempelajari ilmu manajemen lalu diterapkan dalam kehidupan sehari hari, tentunya bagi seorang manajer (pemimpin).

Disini saya mengatakan manajer, karena manajer adalah seorang panutan bagi anggotanya, semua sikap dan perilakunya tentunya akan mempengaruhi tiap tiap anggotanya. Itu bukan berarti, hanya seorang manajer yang dituntut, malainkan kita semua juga harus bisa memanaj segala hal agar disiplin dan tepat waktu tentunya. Disini, saya contohkan mahasantri (mahasiswa dan santri) yang memegang dua gelar sekaligus, banayk aktivis aktivis dan perintis yang tumbuh dari mahasantri. Muncul berbagai pertanyaan “ko bisa ia aktif di kampus juga pesantren dan lainnya, padahal kegiatan di pesantren sangat padat?”. Ya kita kembali bahwa sadar tidak sadar kita semua pastinya sudah menerapkan ilmu manajemen itu sendiri baik ketika individu ataupun kelompok,tempat tinggal atupun lingkungan sekitar, tetapi untuk lebih ter koordinasi perlulah kita mendalami apa itu manajemen dan bagaimana cara menerapkan di kehidupan sehari hari?  Baik, maka dari itu, di sini saya akan menjelaskan apa itu manajemen dan seberapakah penting mempelajarinya?

Pembahasan

 Pengertian Manajemen

Secara bahasa, manajemen adalah mengelola, mengatur dan merencanakan. Adapun secara istilah manajemen adalah suatu keahlian atau proses merencanakan yang berhubungan menyatukan atau mencapai tujuan bersama baik visi maupun misi. Dalam kaitanyya manajemen juga berhubungan dengan seni. Kenapa dengan seni? Seni adalah hal yang indah, jika sesuatu yang disusun ataupun dirancang dengan rapih dan terstruktur akan terlihat indah. Ilmu manajemen diakatakan sebagai ilmu disiplin sosial. Frederick W Taylor (1856 – 1915) melalukan percobaan time and motion study dengan teorinya yang yaitu ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep yang disebut  The Principle of Scientific Management (1911). Disinilah manajemen sebagai ilmu. Dan, disinilah Taylor di angkat menjadi Bapak manajemen khususnya ilmiah.[1]

Para ahli mengemukakan pengertian manajemen dengan beragam, dengan dapat diambil kata kuncinya sebagai berikut:

1.      Manajemen sebagai seni[2]

2.      Manajemen sebagai proses

3.      Manajemen sebagai pengawasan

4.      Manajeen sebagai pengorganisasian

5.      Sumber daya organisasi[3]

Unsur Unsur Manajemen

Untuk memperlancar kegiatan yang kita lakukan, kita harus memiliki dan menegetahui unsur unsur sendiri dari manajemen yakni yang kita kenal dengan sebutan (6 M+I) yaitu;

1.      Man  (manusia)[4]

2.      Money (uang)

3.      Materials (barang)

4.      Methode (metode)

5.      Market( pasar)

6.      Machines (mesin)

Ari penting dari unsur unsur manajemen adalah untuk mencapai tujuan bersama. Jika dalam sebuah perusahaan unsur yang paling utama adalah orangnya. Ya, sebuah perusahaan, lembaga lembaga ataupun yang lain, ia akan maju dan terus berkembang sesuai seberapa besar dan sumber daya manusia yang mengatur atau mengelolanya. Suatu organisasi pasti mempunyai tujuan bersama dengan dasar yang telah ditetapkan tersebut. Dari sifat sifat individu di dalam suatu organisasi banyak sekali perbedaan, maka dari itu karakterisktik dalam manajemen harus kita ketahui sebagai berikut;

Karakteristik Manajemen

1.      Manajemen bersifat luas

Disebut  juga manajemen umum yang melibatkan organisasi atau perusahaan dalam berbagai bidang ekonomi, sosial ataupun politik.

2.      Manajemen bersifat multidimensi

Maksud dari multidimensi adalah manajemen tersebut bersifat kompleks yang terdiri dari berbagai dimensi.

3.      Manajemen pekerjaan

Adalah suatu organisasi yang menetapkan bagaimana kinerja dalam suatu pekerjaan.

4.      Manajemen operasi

Dimana dalam proses produksi yang membutuhkan bahan bahan input dan teknologi.

Tujuan Manajemen

Dalam suatu organisasi pastinya tidak terlepas dari apa yang akan dicapai, manajemen sendiri memiliki sebuah tujuan yaitu merealisasikan cakupan dan saran pengarahan kepada seorang menejemen. Tujuan manajemen megandung ketetapan yang disebut definitness yang mengilustrasikan sesuatu dengan menimbulkan interpretasi sebagai pengarahan (direction)  Berdasarkan pengertian yang telah di paparkan, tujuan dari manajemen di kelompokan menjadi empat elemen pokok sebagai berikut:

1.      Sesuatu yang ingin direalisasikan (goal)

2.      Cakupan (scope)

3.      Ketepatan (defitness)

4.      Pengarahan (directions)

Fungsi Manajemen

Kegunaan benda maupun sistem atau yang lainnya dalam manajemen menambah pengelolaan semakin baik dan perkembangan organisasi. Dalam suatu organisasi manajemen tidak menegelola hanya di satu bidang saja, oleh karena nya fungsi manajemen disebut perpaduan aktivitas.[5] Saya akan terangkan fungsi manajemen yang biasa dikenal dengan sebutan POAC atau Planning (perencanaan) yaitu kegiatan memilih dan menghubungkan fakta fakta dan membuat serta menggunakan asumsi asumsi mengenai masa yang akan datang dalam merumuskan aktivita aktivitas yang dirumuskan mengandung unsur apa, mengapa, bagaimana, kapan dan siapa, Organzing (organisasasian) adalah suatu proses penentuan pengelompokan dan pengaturan bermacam macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, Actuating (pengarahan) adalah usaha untuk menciptakan iklim kerja sama di antara staf pelaksana, dan Controling (pengendalian) yaitu pengawasan atau usaha yang menentukan apa yang sedang dilaksanakan dengan cara menilai hasil atau prestasi.[6]

 

 

Jenis Tujuan

Pada umumnya tujuan manajemen dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan hubungan pandangan  yaitu;

1.      Tujuan manajemen sebagai makro

Berhubungan dengan bentuk dari aktivitas yang dilakukan organisasi untuk kepentingan intern dan pihak ekstern (social).

2.      Tujuan manajer pada seluruh hierarki organisasi

Berhubungan dengan hierarki kuantitas dan kualitas yang harus direalisasikan.

3.      Tujuan individu

Lebih banyak berhubungan dengan ekonomis, psikologis dan sosial.

George R Terry mengatakan bahwa dalam tujuan manajemen terdapat tingkatan untuk merealisasikan tujuan masing masing. Realisasi dalam masing masing tujuan hierarki terbagi menjadi tingkatan tinggi dan tingkatan rendah yang masing masing memiliki pencapaian yang berbeda. Untuk mencapai tingkatan yang maksimum maka dibutuhkan tujuan yang memiliki arti yang tepat waktu bagi setiap individu.

Peran Manajemen dalam Kehidupan Sehari-hari

Seperti yang sudah dikatakan diatas pada pendahuluan. Manajemen berperan mengatur semua kegiatan agar efisien dan efektif. Apalagi kita sebagai mahasiswa dan mahasantri yang juga di pesantren harusnya bisa membagi waktu atau memanaj dengan sebaik dan serapih mungkin, dan memanfaatkan waktu. Tidak membuang buang waktu agar tidak terjadi dua kegiatan dalam satu waktu. Harus diperhatikan pula dalam keuangan khusunya bagi kita yang masih suka boros terhadap uang, berusalah untuk menyisihkan atau melarang diri sendiri dari berfoya foya yang unfaedah lalu masukan penerapan terhadap pemasukan dan pengeluaran.

Peran Penting Manajemen Dalam Organisasi

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam manajemen organisasi ialah manajemen perjadwalan, manajemen keuangan, dan manjemen sumber daya manusia. Apalagi dalam perkantoran, tiga manjemen ini harus benar benar terpenuhi. Organisasi juga dibagi menjadi organisasi formal, dan organisasi informal.

1.      Organisasi Formal

Organisasi yang dibentuk secara sadar dan mempunyai tujuan tertentu, hubungan, wewenang dan terikat tanggung jawab yang dirancang kepala organisasi yang disepakati keputusan bersama. Contoh organisasi formal ialah kantor.

2.      Organisasi Informal

Organisasi yang strukturnya tidak terlihat tetapi selalu mengikuti keberadaan organisasi formal. Organisasi ini tercipta karna adanya hubungan antar pribadi yang tidak sadar terjadi keberadaanya tanpa wewenang.

Manajemen Bagi Mahasiswa

Adapun manajemen bagi mahasiswa sangat diperlukan untuk meminimalisir pengangguran waktu guna pencapaian prioritas dan tujuan hidup. Akan saya jelaskan tentang bagaimana seorang mahasiswa menerapkan ilmu manajemen.

1.      Kenalilah waktumu dan apa yang dapat mempengaruhi waktu senjangmu. Dapat dibagi hal hal yang mempengaruhi waktu yaitu; Priotitas kerja, menunda pekerjaan dan pendelegasikan waktu. Semua itu tergantung pada diri sendiri, alangkah baikny paksakan diri agar lebih disiplin lagi.[7]

2.      Pahami apa saja faktor faktor yang mempengaruhi waktu, seperti prioritas kerja, yang mencakup: Prioritas kerja, pekerjaan dan pendelegasian[8].

3.      Aspek manajemen waktu yang dikenal dengan ABC, yang disesuaikan dengan tingkat kepentingan. Tingkat kepentingan yang harus dilakukan pertama kali ialah prioritas yang harus dilakukan, selanjutnya prioritas yang sebaiknya dilakukan baru yang terakhir adalah prioritas yang menyenangkan bila dilakukan, biasanya dilakukan oleh tiap individu.[9]

Efek Pentingnya Manajemen

1.      Membawa hidup lebih teratur

2.      Membangun kualitas diri diluar jam kerja

3.      Menambah penghasilan apa yang sudah ditambahkan

4.      Membawa kepuasan kerja dalam setiap individu[10]

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa manajemen sebauah ilmu seni yang mengatur dan sumber sumber lainnya secara efektif dan efisien. Manajemen adalah hal yang penting dan harus dipelajari untuk mencapai tujuan tertentu. Tentunya juga harus memperhatikan dan menerapkan unsur, karakteristik, tujuan dan fungsi manajemen. Yang tak lain manajemen bukan hanya penting dalam organisasi saja, tetapi dikehidupan sehari hari  baik itu individu ataupun bukan. Bagaimanapun, dan kapanpun. Seorang akan menjadi disiplin dalam segala hal begitu juga pencapaian pencapaiannya.



[1] Handoko, T. Tani, Manajemen, edisi 2, (cet. 18, Yogyakarta: BPFE, 2003), h. 42.

[2] Winda sari, “ Penerapan Fungsi Manajemen Dalam Pengelolaan Perpustakaan” Jurnal Ilmu  Informasi Kepustakaan dan Kearsipan”, Volue 1 Nomor 1, edisi September 2012, hal 41.

[3] Ismail Sholihin, Pengantar Manajemen, Erlangga, Jakarta, 2012, hal. 12

[4] Agustini, Pengelolaan dan Unsur Unsur Manajemen (Jakarta: Citra Pustaka, 2013), h. 61

[5] Syarafuddi dan Nurmawati, Pengelolaan Pendidikan: Mengembangkan Keterampilan Manajemen Pendidikan Menuju Sekolah Efektif, (Medan: Perdana Publishing, 2011), h. 51

[6] Arikunto, 2008: 7

[7] Diana Dwi Nurhidayati (2016)

[8] Futriah, (2014)

[9] Hayenes (2010)

[10] Orr dan Tracy Ika Indri Astuti (2017)

Read more
no image

 

PENDAHULUAN

            Pada awal Maret 2020 dunia dikejutkan dengan wabah pandemic yakni Covid-19. Hingga Maret 2020 WHO menetapkan status coovid-19 naik menjadi kategori pandemic dengan skala penyebaran yang sangat luas yakni mencakup hampir seluruh dunia.[1] Di Indonesia kasus yang ter Konfirmasi Covid-19 terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Per 3 Oktober 2021 Kemenkes menyatakan 4.219.284 penduduk Indonesia terkonfirmasi covid-19.[2]

            Dari banyaknya masyarakat yang terpapar virus covid-19 pemerintah menciptakan sebuah regulasi baru. Bukan tanpa alasan berbagai kebijakan dibuat selain untuk menekan penyebaran virus Covid-19. Salah satu bentuk regulasi dari pemerintah seperti halnya sektor ekonomi yang membatasi para pelaku usaha dalam perdagangan bebas baik itu Indonesia melakukan Eksport atau pun Import, sektor ekonomi lainnya  yaitu diberlakukannya undang undang yang menetapkan jam buka pada sektor UMKM, sektor pariwisata baik yang berhubungan dengan keindahan alam ataupun keindahan hewan mematuhi kebijakan dari pemerintah yaitu dengan menutup sementara, dan salah saktu sektor yang sangat di rasakan bagi anak anak, remaja, bahkan orang tua yaitu sektor pendidikan yang mana ditetapkannya sistem Daring.

            Dengan diterapkannya sistem daring rupanya tak berjalan efektif. Ketidak efektifan yang ada tidak selaras dengan tujuan dari terus dilakukannya perkembangan teknologi yaitu menciptakan keefektifan dan keefiseensian. Berbagai problem pembelajaran jarak jauh atau daring yaitu, lemahnya signal, kouta terbatas, gagap teknologi, tidak memiliki device, tugas menumpuk, serta kemandirian belajar siswa di rumah tidak sepenuhnya berjalan dengan baik. Padahal masalah pendidikan yang sebelum adanya wabah covid-19 sudah runyam, dan kini harus dibuat lebih runyam. Sehingga masalah pendidikan dalam menciptakan SDGS’30 harus terganggu dengan memprioritaskan menyelesaikan sistem Daring ditengah pandemic covid-19.

ISI

Pendidikan adalah suatu hal yang penting, begitu pentingnya hingga negara turut serta mengatur dalam UUD 1945 pasal 31 dan pasal 6 ayat (1) yang berbunyi “Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar”[3] Dengan diwajibkannya sistem belajar 9 tahun rupanya masih tinggi angka putus sekolah. Seperti data yang di keluarkan oleh BPS yang mengataka pada tingkat dasar pada tahun 2019/2020 menyentuh angka hingga 59.443[4] sedangkan untuk tingkat SMP pada tahun 2019/2020 sebanyak 38, 464.[5] Banyaknya tingkat putus sekolah tentu terjadi oleh beberapa faktor yang melatarbelakanginya. Jika dilihat berdasarkan historis pendidikan Indonesia yang menyatakan bahwa kondisi geografis Indonesia tidak merata membuat setiap siswa memiliki tantangan sendiri di setiap pulau yang berdampak kepada kualitas antar pulau turut berbeda. Selain itu, adanya penerapan sistem hafalan dari pada pemahaman yang sekarang ini masih mandarah daging di kalangan siswa. Selain dituntut menyelesaikan permasalahan yang sudah lampau kini Indonesia di hadapkan pada masalah pendidikan daring.  

            Pendidikan daring adalah pendidikan jarak jauh yang memanfaatkan perkembangan teknologi. Namun dalam sistem daring ini untuk menciptakan keefektifan tampaknya sedikit sulit terlebih untuk siswa yang masih menduduki sekolah dasar, sekolah menengah pertama hingga sekolah menengah atas. Dipilihnya siswa dalam probelmatika pendidikan daring lantaran banyak masalah yang menyerang siswa dalam penyesuaian dari luring ke daring. Seperti pada tingkat pendidikan dasar dalam penggunaan teknologi, pembelajaran yang memerlukan pemahaman ekstra seperti mata pelajaran matematika. Hal ini yang nantinya melibatkan orang tua yang semestinya setelah lelah bekerja dan kembali ke rumah untuk istirahat harus mengajarkan pelajaran yang tingkat kesulitannya sudah berbeda. Selain itu, pada tingkat menegah pertama dan atas harus menyesuaikan terhadap tugas yang banyak terlebih saat di beri tugas yang mengharuskan mengunduh aplikasi dengan device yang seadanya, menjadikan device milik orang tua turut serta dalam mengunduh aplikasi tertentu. Jika di analisis lebih mendalam sebenarnya antar tingkatan sekolah bisa saling toleransi untuk mencapai tujuan masing masing. Oleh karena itu penulis mengusung gagasan GaBe (Gang Belajar) Sebagai Bentuk Toleransi Antar Siswa Dalam Sistem Belajar Daring.

            GaBe ‘Gang Belajar’ adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan sistem belajar daring. GaBe adalah salah satu program belajar bersama, baik dari tingkat sekolah dasar hingga menengah atas untuk saling toleransi dalam mencapai tujuan satu sama lain. Hal yang menjadi fokus utama yaitu peran aktif siswa pada tingkat menegah atas yang memiliki rasa peduli yang tinggi, rasa memiliki, dan saling memiliki tangungjawab untuk mendukung adik tingkatnya dalam pemahaman dan penyelesaian pekerjaan rumah yang masih di bingungkan. Hal ini dilakukan dengan cara mengajarkan adik adiknya ditengah kesibukan dari banyaknya tugas yang menumpuk.

            Teknis pelaksanaan GaBe yaitu seluruh tingkatan siswa pada lingkup gang atau jalan kecil dikumpulkan dalam satu tempat terbuka di daerah gang itu saja untuk duduk bersama, namun harus tetap memakai masker dan berjaga jarak. Dalam proses berkumpul sudah dikelompokan perkelas, jika memiliki kelas yang sama maka mereka akan belajar bersma sama, dari sini masalah kuota yang dikeluarkan oleh orang tua dapat di pangkas. Dan jika diberi pekerjaan rumah maka dapat meminta tolong pada siswa menengah atas untuk mengajarinya di depan yang berperan sebagi guru. Selain itu bagi siswa menangah atas atau pertama masih menggunakan hal yang sama namun dalam hal menengah atas dan pertama bisa saling bertukar dalam hal device dalam mengunduh aplikasi tertentu yang saling menunjang tugas sekolah. program ini dapat dilakukan seminggu 2 atau bahkan 3 kali secara rutin.

            Program GaBe ‘Gang Belajar’ memiliki banyak manfaat. Salah satunya menumbuhkan rasa peduli antar tingkat siswa dan antar siswa dalam menyelesaikan persoalan bersama sama, saling mengakrabkan diri serta menumbuhkan rasa tangungjawab bahwasannya mencerdaskan anak bangsa bukan hanya tugas dari pemerintah. Sebagai generasi milenial (SMA) juga dapat berperan aktif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yaitu dengan berpartisipasi dalam gerakan GaBe ini. Selain berdampak pada siswa program GaBe ini juga turut serta berdampak kepada orang tua yaitu merasa terbantu dari segi kemampuan akan pembelajaran yang semakin sulit, gagap teknologi, serta pengeluaran dalam membeli kuota.

            Program GaBe yang dapat berjalan degan lancar dan bekesinambungan tentu memerlukan dukungan dari berbagi pihak. Salah satunya kesediaan para orang tua untuk menyediakan tempat belajar yang nyaman, serta menyediakan proyektor, leptop dan papan tulis untuk mendukung sarana belajar GaBe. Berbagai peralatan yang di butuhkan memang cukup banyak namun akan tidak terasa saat di kerjakan secara bersama sama dengan orang tua lainnya dan saat melihat anak anak paham akan materi yang disampiakan oleh bu Guru dan mendapatkan tutor secara gratis dari siwa menengah atas untuk menambah pemahaman yang lebih lagi. Selain dukungan dari orang tua perlu adanya dukungan dari siswa menegah atas untuk turut serta berpartisipasi.

PENUTUP

            Program GaBe ‘Gang Belajar’ memiliki banyak manfaat serta memiliki potensial untuk diimplementasikan dalam rangka saling toleransi dalam mewujudkan tujuan secara bersama sama. Dengan sistem kerja sama inilah yang dapat mempercepat siswa dalam belajar serta menciptakan rasa memiliki yang tinggi. Selain itu, adanya dukungan dari para orang tua untuk menyediakan sarana dan prasaran yang di butuhkan. Serta siswa tingkat menegah atas untuk turut bersedia meluangkan waktu padatnya untuk membantu anak anak tingkat dasar yang mengalami kesulitan dalam pemahaman. Apabila masalah daring di atasi dengan GaBe ‘Gang Belajar’ makan niscaya tidak ada masalah kuota terbatas, pembelajaran di rumah sendiri yang tidak efektif, serta permasalahan daring lainnya.  

 

 

           

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Kompas, https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/12/083129823/who-resmi-sebut-virus-corona-covid-19-sebagai-pandemi-global?page=all diakses pada 8 Oktober 2021, pukul 20.36

INFEKSIEMERGING, https://infeksiemerging.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/situasi-terkini-perkembangan-coronavirus-disease-covid-19-4-oktober-2021 diakses pada 8 Oktober 2021, Pukul 20.52

UUD 1945 pasal 31 dan pasal 6 ayat (1)

Kemendikbud, http://statistik.data.kemdikbud.go.id/index.php/page/sd diakses pada 11 Oktober 20.05

Kemendikbud, http://statistik.data.kemdikbud.go.id/index.php/page/smp diakses pada 11 Oktober 20.10

Read more
no image

 

Abstract

Indonesia is currently experiencing a fairly difficult period that is felt and experienced by various levels of society, namely the Covid-19 pandemic. One of the institutions affected by the Covid-19 pandemic is educational institutions. With the enactment of Large-Scale Social Restrictions (PSBB), educational activities have been temporarily closed. The process of teaching and learning activities that were originally carried out in person/face to face, has now been shifted to the Distance Learning Process or Online Learning. This will raise the problem of education management in the era of distance learning which will certainly affect the learning system of students. The results of observations of this phenomenon indicate that the problems experienced in the application of distance learning are: First, the low learning motivation of students. Second, the limitations of learning media and internet networks, and Third, the monotony of learning methods. While the efforts that can be done are: 1) improving facilities and infrastructure, 2) applying appropriate learning methods, 3) using interesting learning media.

 

Keywords: Problematics, Education Management, Distance Learning

Abstrak

Indonesia saat ini mengalami masa yang cukup sulit yang dirasakan dan dialami oleh berbagai lapisan masyarakat, yaitu adanya pandemi Covid-19. Salah satu lembaga yang terkena dampak dari pandemi Covid-19 adalah lembaga pendidikan. Dengan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menyebabkan aktivitas kependidikan ditutup untuk sementara waktu. Proses kegiatan belajar mengajar yang semula dilakukan secara langsung/tatap muka, kini dialihkan menjadi Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau Pembelajaran Dalam Jaringan (daring). Hal ini akan memunculkan problematika manajemen pendidikan di era pembelajaran jarak jauh yang tentunya akan mempengaruhi sistem belajar peserta didik. Adapun hasil pengamatan dari fenomena tersebut menunjukkan bahwa permasalahan yang dialami dalam penerapan pembelajaran jarak jauh yaitu: Pertama, rendahnya motivasi belajar peserta didik. Kedua, keterbatasan media pembelajaran dan jaringan internet,, dan Ketiga, kemonotonan metode pembelajaran. Sedangkan upaya yang dapat dilakukan adalah: 1) meningkatkan sarana dan prasarana, 2) menerapkan metode pembelajaran yang seesuai, 3) menggunakan media pembelajaran yang menarik.

Kata Kunci: Problematika, Manajemen Pendidikan, Pembelajaran Jarak Jauh

 

 

 

Pendaluluan

Pendidikan merupakan keseluruhan proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku yang bernilai positif. Hal itu untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban sebagai seorang hamba di hadapan Sang pencipta. Pendidikan sangat penting bagi kehidupan, bahkan tuntutan akan pentingnya pendidikan semakin besar mengingat arus perkembangan dunia yang semakin cepat. Pendidikan juga diartikan sebagai proses pembinaan dan bimbingan yang dilakukan seseorang secara terus menerus kepada anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan.[1] Dewasa ini, Indonesia dihadapkan pada pada berbagai ragam persoalan internal dan ekternal yang ditimbulkan oleh berbagai macam perubahan, baik perubahan teknologi, perubahan sosial dan perubahan budaya yang terutama membawa dampak dalam berbagai kemajuan dan perkembangan pendidikan. Salah satu perubahan yang terjadi di lembaga pendidikan sekarang ini adalah adanya penyebaran Coronavirus Disease-19 (Covid-2019) yang cukup menghebohkan masyarakat di Indonesia. Adanya virus tersebut sangat berdampak pada aktivitas pendidikan di segala jenjang.

Adapun pemerintah membuat peraturan mengenai proses belajar dari rumah telah diatur dalam Surat Edaran Mendikbud No. 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease-19 (Covid-2019). Surat edaran tersebut menjelaskan bahwa proses belajar jarak jauh dari rumah dilaksanakan dengan ketentuan sebagi berikut: pertama, dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan. Kedua, difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemi Covid-19. Ketiga, aktivitas dan tugas pembelajaran dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah.Keempat, bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/ nilai kuantitatif.[2]

Fenomena di dunia pendidikan yang terjadi pada masa pandemi Covid-19 ini adalah banyaknya kendala dan masalah yang timbul, terutama akibat ketidak sesuaian penggunaan media dan metode pembelajaran. Peran dari tenaga pendidikan dan orang tua sangat mempengaruhi dalam Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) peserta didik. tenaga pendidikan harus menyiapkan strategi dalam mengahadi situasi pembelajaran seperti ini. Begitupun orang tua yang harus memonitori anaknya dalam Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)  Selain itu, peserta didik sebagai SDM di lembaga pendidikan juga harus mempersiapkan diri secara matang untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Motivasi dari peserta didik harus dibangun dari kesadaran akan pentingnya menuntut ilmu untuk kemanfaatan dan prospek masa depan.

Manajemen Pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk menyelesaikan masalah-masalah di lembaga pendidikan pada masa pandemi Covid-19. Melalui manajemen pendidikan maka diharapkan mampu menentukan kelancaran dan proses kegiatan pendidikan yang dilakukan melalui Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Manajemen pendidikan menuntun kita agar mampu menemukan cara-cara/strategi yang dapat dilakukan oleh pelaksana pendidikan sesuai dengan memperhatikan prinsip-prinsip manajemen pendidikan seperti: efektifitas, efisiensi, dan kepemimpinan. Kebijakan pembelajaran jarak jauh atau belajar secara virtual merupakan langkah riskan yang harus diambil selama pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).  Oleh karena itu, pelaksana pendidikan dituntut mampu untuk melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas manajemeen pendidikan di era pembelajaran jarak jauh.

Manajemen

Secara etimologi istilah manajemen berasal dari bahasa Inggris “management”. Kata management berasal dari kata manage yang artinya mengurus, mengatur, mengelola. Sedangkan seecara teerminologi, menurut Terry mengartikan “management is dictrict process of planning, organizing, actuating, controlling, performaced to determine and accomplish stated objective the use human being and other resources” yaitu manajemen diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dalam rangka mencapai tujuan melalui sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.[3] Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah aktivitas merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengawasi suatu aktivitas/kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi/lembaga yang dilakukan secara efektif dan efisien, yang bertujuan untuk mencapai tujuan suatu organisasi/lembaga.

Manajemen Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu proses untuk meningkatkan kualitas manusia. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan aktivitas pendayagunaan dan pemberdayaan semua sumberdaya baik manusia maupun non manusia secara optimal. Proses pemberdayaan sumberdaya untuk mencapai kualitas manusia inilah yang disebut manajemen pendidikan. Dengan demikian secara terminologi manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai proses pemberdayaan sumber daya manusia dan non manusia untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Menurut Jensen manajemen pendidikan adalah proses pengaturan sumber-sumber daya manusia dan material serta program yang ada untuk pendidikan, diselenggarakan secara hati-hati dan sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan.[4]

Manajemen pendidikan sangat penting perannya dalam menentukan kelancaran dan proses kegiatan pendidikan, sebab manajemen peendidikan akan mencangkup semua kegiatan sekolah, baik yang terkait dengan materi atau kurikulum, kepemimpinan, kepegawaian, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana, sampai dengan hubungan dengan masyarakat (humas), yang kesemuanya ini harus diatur dengan perencanaan yang matang, sehingga akan mendukung terselenggarakannya kegiatan belajar mengajar yang kondusif yang pada akhirnya dapat mencapai tujuan.[5]

Prinsip-prinsip manajemen pendidikan pada hakikatnya sama dengan prinsip-prinsip pada umumnya yaitu: Pertama, Prinsip efisiensi, artinya kepala sekolah akan berhasil dalam tugasnya apabila ia menggunakan sumber-sumber, tenaga, dana dan fasilitas lain secara efisien, yakni antara pengeluaran output dengan masukan input harus sebanding. Dengan kata lain efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input dan output, antara keuntungan dengan biaya yang dikeluarkan sehingga efisien ini menunjukkan hubungan antaa hasil dengan biaya. Kedua, prinsip efektifitas, artinya kepala sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan untuk mengerjakan hal yang bena, sehingga efektifitas disini menyangkut hubungan antara pengeluaran dengan tujuan yang ingin dicapai atau tecapainya sasaran dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Ketiga, Prinsip kepemimpinan, seseorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah diharapkan memiliki human relation yang baik dengan bawahannya dan juga mengetahui kepentingan para anggotanya. Sebab seorang pemimpin berfungsi sebagai orang yang mampu menciptakan peubahan secara efektif didalam penampilan kelompok, dan juga berfungsi menggerakkan orang lain sehingga secara sadar orang lain itu mau melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.[6]

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan adalah proses memberdayakan sumber daya di bidang pendidikan yang bertujuan untuk menentukan kelancaran dan proses kegiatan pendidikan, sesuai dengan tujuan pendidikan.

Pendidikan Masa Kini

Pelaksanaan pendidikan saat ini adalah masuk pada pendidikan di masa pandemi Covid-19. Pendidikan saat ini lebih memerlukan perhatian khusus dari semua lapisan masyarakat. Penguasaan teknologi/digitalisasi juga sangat dibutuhkan. Mengingat saat ini media dan metode pembelajaran sepenuhnya berpacu pada teknologi. Sejak pemerintah memberlakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau daring, maka peserta didik dan tenaga didik mulai mempersiapkan berbagai upaya agar keegiatan belajar mengajar teetap dapat dilaksanakan secara optimal. Hal ini terjadi bukan hanya di jenjang seekolah, tetapi juga  baik perguruan tinggi. Hal ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi penyebaran Covid-19 agar tidak semakin meluas. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau daring ialah kegiatan pembelajaran tatap-muka yang dilakukan secara virtual di tempat tinggal masing-masing dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.

Namun kedeepannya, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini akan mengalami perubahan. Pendidikan masa sekarang juga sedang mepersiapkan pembelajaran di pola hidup yang baru, yaitu dengan mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan, berjaga jarak, dam menghindari kerumunan. Hal ini akan terus berkembang seeuai dengan angka peenyebaran  Covid-19 di Indonesia yang semakin naik atau semakin menurun. Dunia pendidikan kedepannya juga akan diuji coba sistem Hybrid Learning yaitu kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengombinasikan antara tatap muka secara langsung dan tatap muka secara virtual, namun peserta didik masih tetap dapat melakukan keegiatan pembelajaran di waktu yang bersamaan dengan temannya. Sistem yang demikian dianggap menjadi alternatif bagi proses pembelajaran di leembaga pendidikan.

Problematika Manajemen Pendidikan di Era Pembelajaran Jarak Jauh

Pelaksanaan pendidikan di masa pandemi Covid-19 membutuhkan perhatian khusus dari seluruh masyarakat. pembelajaran yang semula dilakukan secara tatap muka dialihkan menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau Pembelajaran Dalam Jaringan (daring) yang dilaksanakan oleh berbagai jenjang pendidikan mulai dari PAUD, TK, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi penyebaran covid-19 khususnya pada cluster sekolah. Adapun beberapa problematika mulai bermunculan dalam praktik pembelajaran jarak jauh adalah sebagai berikut:

1.    Rendahnya Motivasi Belajar Peserta Didik

Motivasi belajar merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan oleh tenaga pendidik dengan menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan di sebuah kelas. Adanya sistem pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran yang dilaksanakan secara virtual, akan menyulitkan tenaga pendidik dalam mengontrol suasana belajar yang kondusif karena keterbatasan akses. Hal ini menyebabkan turunnya motivasi belajar peserta didik yang berakibat pada kurang aktifnya peserta didik dalam pembelajaran yang dibuktikan dengan sangat sedikit siswa yang berpartisipasi saat pembelajaran berlangsung. Dalam halini orang tua beserta guru/tenaga pendidik harus saling bersinergi dalam mengupayakan berjalan serta tercapainya tujuan pembelajaran daring di rumah masing-masing. Hal ini dapat terealisasikan jika siswa dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar secara virtual dengan baik melalui bimbingan tenaga pendidik, sementara orang tua bertugas sebagai monitoring atau memantau perkembangan belajar anak di rumah.

2.    Keterbatasan Media Pembelajaran dan Akses Jaringan Internet

Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara virtual tidak terlepas dari penggunaan media seperti hp, laptop, dan jaringan internet. Banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran karena letak tempat tinggalnya yang belum terjamah oleh akses internet, atau di wilayah tertentu masih terbatas sinyal internet, sehingga mengakibatkan pembelajaran yang dilakukan secara daring ini mengalami beberapa hambatan. Selain itu, banyak orang tua dari peserta didik yang mengeluh akibat tidak mampu membeli media untuk belajar seperti HP dan laptop, serta kuota intenet karena dinilai mahal. Sedangkan sistem absensi, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, dan pengumpulan tugas dilakukan secara online melalui aplikasi seperti zoom, google meet, google class room, youtube, dll. Selain itu, dalam pemakaiannya, kuota internet tergolong boros dan cepat habis untuk beberapa penggunaan  aplikasi. Disisi lain, banyak kepala keluarga dari peserta didik yang kehilangan pencaharian karena imbas dari pandemi Covid-19, sedangkan saat ini media serta jaringan internet menjadi salah satu kebutuhan pokok yang mendukung pembelajaran peserta didik, sehingga orang tua pasti akan tetap mengupayakan untuk memenuhi kebutuhan belajar anaknya.

3.    Kemonotonan Metode Pembelajaran

Kendala yang dihadapi adalah tenaga pendidik harus berinovasi dalam mengondisikan kegiatan belajar mengajar peserta didik yang kondusif dan menyenangkan dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Selain itu, tenaga pendidik harus mampu mengkolaborasikan ragam metode pembelajaran, yaitu denegan bertindak sebagai pembimbing atau meentor jarak jauh sekaligus fasilitator bagi peserta didik. Namun pada kenyataan di lapangan, masih ditemukan tenaga pendidik yang tidak dapat mengoperasikan teknologi sehingga berpengaruh pada ketidaktercapaianya tujuan pembelajaran secara daring/virtual. Hal ini dikarenakan kurangnya pelatihan dan pengembangan bagi tenaga pendidik mengenai teknologi dalam sistem pembelajaran.

Upaya Peningkatan Kualitas Manajemen Pendidikan  di Era Pembelajaran Jarak Jauh

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring, memiliki beberapa kendala/masalah dan kelemahan dalam pelaksanaannya. Permasalahan dalam proses pembelajaran jarak jauh/daring ini dialami oleh seluruh pelaksana pembelajaran dan orang tua peserta didik. Selain itu, keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat bergantung pada persiapan serta inovasi tenaga pendidik dalam proses belajar meengajar selama masa pandemi Covid-19. Dalam rangka meningkatkan kualitas manajemen pendidikan di era pembelajaran jarak jauh ada beberapa hal yang perlu diupayakan yaitu sebagai berikut:

1.    Meningkatkan Sarana dan Prasarana

Untuk mendukung pembelajaran daring, dibutuhkan sebuah infrastruktur penguatan jaringan internet, Learning Management System (LMS). Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tidak terlepas dari penggunaan teknologi digital dalam kegiatan pembelajaran. Tenaga pendidik, harus menentukan aplikasi atau platformteknologi yang berkesinambungan seperti Ruang Guru, Quipper Scholl, Zenius, dll, untuk penunjang pembelajaran jarak jauh. Penggunaan teknologi yang sesuai akan membantu dalam penyampaian materi serta tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini perlu dipersiapkan agar Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)dapat terlaksana secara efektif, bukan hanya dalam situasi pandemi saja, tetapi juga untuk peningkatan kualitas pendidikan di tengah pesatnya perkembangan teknologi. Karna perkembangan teknologi akan tetap berlangsung walaupun pandemi usai.

2.    Menerapkan Metode Pembelajaran yang Sesuai

Dalam menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan saat ini, akan sangat mempengaruhi Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Penerapan metode pembelajaran yang tepat dapat membantu tenaga pendidik dalam penyampaian materi serta evaluasi hasil belajar peserta didik. Salah satu metode yang dapat diterapkan adalah metode Studysaster, yaitu metode yang menekankan pada inovasi tenaga pendidik dalam memanfaatkan teknologi yang berdampak pada keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Metode pembelajaran jauh selanjutnya adalah metode pembelajaran melalui home visit, yaitu kunjungan yang dilakukan oleh tenaga pendidik ke rumah peserta didik atau sebaliknya, biasanya metode ini sering diterapkan di jenjang sekolah. Sedangkan di jenjang Perguruan Tinggi dapat pula menggunakan metode mentoring antau bimbingan dengan dosen di sebuah tempat yang nyaman untuk berdiskusi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kurumunan di masa pandemi Covid-19, namun materi yang diajarkan juga akan mampu diterima oleh peserta didik. Pemilihan metode juga disesuaikan dengan situasi dan kondisi tenaga pendidik dan peserta didik dengan mempertimbangkan angka penyebaran Covid-19 di wilayah masing-masing.

3.    Menggunakan Media Pembelajaran yang Menarik

Upaya untuk meningkatkan keefektifan media pembelajaran dalam Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara virtual salah satunya adalah dengan menyampaikan materi menggunakan media yang menarik yang diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Pada kenyataan yang terjadi dilapangan saat ini adalah peeserta didik diberi tugas yang menumpuk melalui satu atau dua media pembelajaran saja. Hal tersebut terkesan terlalu monoton bagi peserta didik. Tidak heran jika peserta didik merasa kurang motivasi dalam melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Peserta didik cenderung tiak aktif dalam Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara virtual. Media menarik yang dapat diterapkan pada Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) saat ini dapat dissuaikan berdasarkan jenjang pendidikan. Misalnya pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)  dan TK maka media yang cocok digunakan adalah dengan menggunakan gambar-gambar dan alat-alat bermain yang merangsang kreatifitas anak. Kemudian pada jenjang SD, SMP, dan SMA, pembelajaran dapat dilakukan melalui media sosial yang disesuaikan dengan usia masing-masing peserta didik, seperti Youtube, Instagram, Whatsapp, bahkan Tiktok yang sekarang viral untuk mengupload video-video kreatif para  peserta didik. Kemudian pada jenjang Mahasiswa juga dapat menggunakan aplikasi seperti Google Meet, Zoom, E-Class, dll. Media-media tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan tenaga pendidik dan peserta didik, yang diharapkan mampu mengurangi kemotonan dalam Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas lembaga pendidikan saat ini sedang mengalami kepasifan akibat menyebarnya wadah Covid-19. Pemerintah Indonesia memberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Itu berarti bahwa segala aktivitas masyarakat harus dibatasi, begitupun dengan aktivitas kependidikan. Lembaga peendidikan juga memunculkan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Yang dalam pelaksanaannya memunculkan berbagai problematika manajemen pendidikan di era pembelajaran jarak jauh. Hal ini akan mempengaruhi sistem belajar peserta didik, mulai dari penggunaan metode, dan media pembelajaran. Adapun problematika yang terjadi pada Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di lembaga pendidikan yaitu: Pertama, rendahnya motivasi belajar peserta didik. Kedua, keterbatasan media pembelajaran dan jaringan internet,, dan Ketiga, kemonotonan metode pembelajaran. Sedangkan upaya yang dapat dilakukan adalah: 1) meningkatkan sarana dan prasarana, 2) menerapkan metode pembelajaran yang seesuai, 3) menggunakan media pembelajaran yang menarik.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

(n.d.). Retrieved from https://pusdiklat.kemendikbud.go.id, diakses pada 23 Oktober 2021, Pukul 23.01 WIB.

Basar., A. M. (2021, Januari). Problematikan Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Pendidikan, 1, 209.

M.Sulton. (2012, Maret). Problematika Manajemen Pendidikan. Jurnal Ta’limuna, 1, 23.

Winoto, S. (2020). Dasar-dasar Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Bildung.

 



[1]Arip Miftahul Basar, Problematikan Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi Covid-19, Edunesia : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 1, Januari 2021, hlm. 209.

[2]https://pusdiklat.kemendikbud.go.id, diakses pada 23 Oktober 2021, Pukul 23.01 WIB.

[3]Suhadi Winoto, Dasar-dasar Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Bildung, 2020), hlm. 2.

[4]Ibid, Suhadi Winoto, Dasar-dasar Manajemen Pendidikan, hlm. 31

[5]M.Sulton, Problematika Manajemen Pendidikan, Jurnal Ta’limuna, Vol. 1, No. 1, Maret 2012, hlm.

[6]Ibid, M.Sulton, Problematika Manajemen Pendidikan, hlm. 19.

Read more