-->
Tuesday, 12 December 2023

 

Pendidikan secara umum merupakan usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. makna pendidikan tersurat dalam UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang tertulis “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan masyarakat, bangsa, dan negara”.

Dalam pendidikan tujuan pendidikan merupakan komponen paling utama, tujuan pendidikan dikatakan lebih penting karena memberikan arah kepada proses pendidikan yaitu usaha-usaha pendidikan dengan sadar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. namun, yang sering terjadi dalam praktik sehari-hari pendidikan, pendidikan mengadakan tindakan-tindakan tanpa menghubungkan dengan tujuan pendidikan yang kehendak dicapai. tujuan pendidikan pada lembaga pendidikan di wujudkan Dalam bentuk kurikulum. dari kurikulum ini dijadikan sebagai landasan pelaksaan pendidikan supaya pelaksaan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai secara efektif dan efisien.[1]

Menteri koordinator bidang kesejahteraan Rakyat (Mengko Kesra) mengatakan bahwa “kita tidak bisa menutup fakta bahwa mutu pendidikan kita memang rendah dalam segala ukuran”. menurut catatan Human Development Report, Peringkat HDI (Human Development Indeks) atau kualitas sumber daya manusia Indonesia berada di urutan 112. Indonesia berada jauh dari Flifina (85), Thailand (74), Malaysia (58), singapura (28). International Educational Achiement (IEA) melaporkan bahwa kemampuan membaca siswa SD diindonesia berada diurutkan 38 dari 39 Negara yang disurvei.

berdasarkan laporan diatas, berbagai akumulasi persoalan kualiatas pendidikan yang demikian memprihatinkan itu disebabkan oleh banyak faktor, diantarnya rendahnya  anggaran pendidikan yang dialokasikan di Indonesia, dan pada proses pendidikan di Indonesia yang berkaitan dengan sistem kurikulum yang gemuk dan tidak berbasis potensi, rata-rata manajemen pendidikan hanya  belajar anak untuk menguasai untuk menguasai seluruh materi yang dikurikulumkan, tidak pernah mempertimbangkan apakah materi tersebut sesuai dengan potensi atau tidak. sehingga yang terjadi peserta didik berkembang bukan berdasarkan potensinya namun seolah-olah karena keterpaksaan.[2]

 

kurikulum dalam lembaga mempunyai peran yang sangat penting, dan kurikulum ini terus berkembang menyesuaikan diri dari zaman ke zaman, tetapi ketidak tentuan peserta output dan siswa atau peserta didik bisa dengan mudah mengikuti perkembangan yang ada. dan dapat diketahui pencapaian tujuan sebuah kurikulum di Indonesia masih mempunyai banyak problem dan sering terjadi pro kontra oleh masyarakat, dan masalah tersebut sangat berdampak pada sistem pembelajaran yang ada di Indonesia. problem kurikulum yang ada di Indonesia adalah kurikulum diindonesia terlalu kompleks. sehingga baik dari pendidik maupun peserta didik merasa terbebani dengan tuntutan banyaknya materi yang harus dikuasai. [3]

ketua Tim pengembangan kurikulum 2013 Hamid hasan mengatakan, persoalan kurikulum ini sudah menjadi penyakit akut di Indonesia, bahkan persoalan permasalahan penyusunan kurikulum ini sudah dimulai sejak tahun 1975. sejak 1975 ketika Indonesia mengenalkan kompetensi, sampai hari ini menggunakan kompetensi yang banyak itu tidak terlaksana”.

dalam konteks ini masalah terbesar penyusunan kurikulum adalah masih Kurangnya pengaturan proses dan target belajar, oleh karena itu, implementasi kurikulum yang telah direncanakan selalu gagal. Dalam hal ini kurikulum dalam proses pendidikan merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. pada dasarnya kurikulum juga berfungsi untuk menyediakan program pendidikan yang relevan bagi pencapaian sasaran akhir pendidikan. [4]

banyaknya permasalahan yang ada, maka  dilaksanakan juga pengembangan kurikulum dalam hal ini meliputi beberapa proses yaitu, perencanaan, implementasi, dan evaluasi dari adanya perubahan-perubahan kurikulum dari waktu  , perubahan menyangkut beberapa faktor, baik orang-orang yang terlibat dalam pendidikan dan faktor penunjang dalam pelaksanaan pendidikan. perubahan kurikulum secara garis besar yang pertama kurikulum rencana belajar, kedua kurikulum berorientasi pencapaian yang terbagi menjadi kurikulum, yang ketiga kurikulum berbasis kompetensi. dan kurikulum tingkat satuan pendidikan. [5]

selanjutnya kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya. dan tugas lembaga pendidikan adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku. pelaksanaan  kurikulum harus diarahkan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dan tolak ukur pencapaian tujuan oleh siswa. maka hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan atau pengembangan kurikulum diperhatikan dari mulai perencananya implementasinya dan evaluasi.

implementasi kurikulum yang sudah ada  harus berjalan dengan baik karena seiring perkembangan zaman, dan juga banyaknya kebutuhan kehidupan, beban sekolah semakin berat dan kompleks. sekolah dituntut tidak hanya untuk membekali berbagai ilmu pengetahuan, tetapi juga dituntut untuk membekali berbagai ilmu pengetahuan yang sangat cepat berkembang. mengembangkan bakat minat, membentuk moral dan kepribadian bahkan peserta didik dituntut menguasai berbagai ketrampilan. [6]

 

dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat cara agar implementasi dari kurikulum dapat dicapai salah satunya melalui pelatihan. Namun pelatihan penyusunan ini dilakukan oleh orang sudah menjadi ahli dalam bidang kurikulum tersebut. memang dalam hal kurikulum sanggatlah susah setiap perkembangannya juga pasti menimbulkan masalah baru, dan persoalan yang sering kita temui dilapangkan jangankan menyusun kurikulum, menerapkan kurikulum yang sudah ada saja susahnya bukan main. oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya kongkret untuk mengiringi keterlaksanaan penyempurnaan kurikulum.

Pendidikan harus mendapatkan perhatian serius bagi setiap bangsa, karena dengan pendidikan akan dapat dapat dilihat maju mundurnya suatu bangsa. Tentu saja Indonesia tidak mau hidup terbelakang akibat aspek pendidikan tidak mendapat perhatian yang cukup dengan adanya berbagai kemajuan di bidang lain. Hal ini mendasar bagi perkembangan tingkat pendidikan dipengaruhi oleh dimensi kepemimpinan atau pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah. Oleh karena itu kebijakan pemimpin harus merata kesetiap daerah. Maka Masalah pendidikan tidak tidak lagi terjadi. Namun kita harus menyadari masalah pendidikan Tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga semua pihak organisasi sekolahnya itu sendiri.

Oleh sebab itu berdasarkan pembahasan diatas mengatasi problematika pendidikan yang ada Tidaklah sepenuhnya tanggung jawab pemerintah tetapi tanggung jawab semua organisasi lembaga pendidikan. Dengan kerja sama yang baik Maka tujuan Pendidikan yang baik maka akan tercapai. Agar terlaksananya kurikulum yang baik juga harus ada kerja sama yang baik dari pendidik peserta didik dan masyarakat.

langkah perbaikan itu  ibarat pepatah tiada rotan akar pun berguna, maka pemerintah sebaiknya melakukan berbagai langkah perbaikan konsep dengan melibatkan berbagai unsur pendidikan dan melakukan penelitian mendalam sebelum kebijakan tersebut tersampaikan kepada masyarakat.


[1] M Ali, guru dalam proses belajar, (Bandung : sinar baru, 2010)

[2] Tani Handoko, manajemen, edisi II (Yogyakarta : BPFE,1998) Hlm. 6.

[3] Amirrudin, manajemen kurikulum, (Medan: perdana publishing,2017)

[4] ha malik, Oemar, kurikulum dan pembelajaran. (jakarta : bumi aksara, 2012)

[5] hadi, Sutrisno, metodologi reach jilid (Yogyakarta : andi offerst, 2000).

[6] Depdiknas, Panduan manajemen sekolah, (jakarta : dirjen dikdasmas direktorat pendidikan umum, 2000)

Tagged
Al-Qalam Creative Media
Ditulis Oleh Al-Qalam Creative Media

Aenean quis feugiat elit. Quisque ultricies sollicitudin ante ut venenatis. Nulla dapibus placerat faucibus. Aenean quis leo non neque ultrices scelerisque. Nullam nec vulputate velit. Etiam fermentum turpis at magna tristique interdum.

0 komentar