-->
Tuesday 12 December 2023

 

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) adalah  istilah baru dalam bidang pendidikan. PJJ ini diterapkan karena adanya pandemi covid-19 yang menyebar di semua negara, khususnya di Indonesia. PJJ ini menimbulkan sikap pro kontra masyarakat di Indonesia. Namun, Pembelajaran jarak jauh merupakan kebijakan agar pembelajaran tetap berlangsung. Pembelajaran jarak jauh ini mengacu pada surat edaran Kemendikbud No. 40 tahun 2020, tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat.[1]

            Pembelajaran jarak jauh memberikan kemudahan dalam proses pembelajaran. Namun, tidak dipungkiri pembelajaran jarak jauh ini memberikan dampak negatif terhadap manajemen pendidikan dari tingkat terendah sampai tingkat tinggi atau dapat dikatakan dari tingkat pendidikan pra sekolah sampai tingkat pendidikan tinggi (universitas). Semua jenjang pendidikan merasa terbebani adanya pembelajaran jarak jauh.

Penerapan Pembelajaran jarak jauh memiliki banyak problematika  manajemen. Mulai dari manajemen input, manajemen proses, dan manajemen output. Yang sangat menjadi perhatian adalah dari segi manajemen proses pendidikan yaitu perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan lainnya. Mulai dari perencanaan pembelajaran, perencanaan menjadi kurang efektif karena pembelajaran tidak dilakukan dengan tatap muka secara langung. Perencanaan pembelajaran jarak jauh yang kurang matang dan kurang kreatifnya guru dalam membawakan atau menerangkan materi pelajaran mengakibatkan proses pembelajaran menjadi kurang diterima dengan baik oleh anak atau dapat dikatakan siswa cepat merasa bosan dan jenuh melihat layar hp atau laptop yang kurang menarik perhatiannya. Di sinilah peran guru dalam perencanaan pembelajaran yang harus dianalisis terlebih dahulu sebelum proses pembelajaran agar pembelajaran tidak membosankan dan lebih efektif serta efisien.

Dari segi proses pembelajaran jarak jauh, problematika yang biasannya terjadi adalah terkendala sinyal yang kurang stabil dan siswa tidak memiliki kuota internet yang cukup untuk menunjang proses pembelajaran dari awal  hingga akhir. Selain itu, setiap anak didik belum tentu mempunyai smartphone untuk belajar dari rumah. Ditegaskan oleh KPAI bahwa siswa merasa terbebani dengan tugas dan orang tua mengeluhkan akses kuota internet yang mahal selama pembelajaran jarak jauh (PJJ). KPAI mengungkapkan bahwa dalam seminggu pihaknya menerima 250 aduan pembelajaran jarak jauh. Untuk mengetahui lebih lanjut, KPAI juga melakukan survei kepada 1.700 siswa dan 62 guru terkait metode pembelajaran jarak jauh. Sebanyak 76,6  persen pernah menggunakan platform gratis yang disiapkan seperti Ruang guru, rumah belajar miliki Kemendikbud.[2]

            Berdasarkan data KPAI sangat terlihat bahwa pembelajaran jarak jauh menyebabkan dampak negatif bagi siswa (peserta didik) dan pendidik. Namun, antusias atau semangatnya siswa dalam belajar menjadi perhatian masyarakat. Seperti yang pernah disiarkan di berita televisi yaitu ada siswa yang tinggal di pedesaan yang menyebabkan sinyal internet yang kurang bersahabat dengannya. Siswa kesulitan mengakses materi pelajaran yang dikirim oleh gurunya. Siswa yang tinggal di pedesaaan ini harus mencari tempat sinyal internet yang stabil. Bahkan, ia rela memanjat pohon untuk mencari sinyal internet yang stabil dan ada juga yang rela belajar di tepi jalan raya agar tidak ketinggalan penjelasan materi dari gurunya. Inilah yang harus menjadi perhatian pemerintah untuk menunjang proses pembelajaran jarak jauh.

Media pembelajaran yang digunakan tidak menarik atensi siswa untuk belajar di rumah. Sehingga siswa merasa tidak semangat dalam belajar. Belajarnya menjadi terabaikan, walaupun setiap hari diberikan tugas oleh gurunya. Sebagian dari siswa beranggapan bahwa tugas tersebut membebaninya karena tugas yang diberikan banyak dan diberikan waktu yang singkat dalam mengerjakan. Sebenarnya, guru berkeinginan agar siswa di rumah tetap belajar dengan bukti mengerjakan tugas. Selain itu, ada guru yang tidak ontime atau tidak tepat waktu saat waktunya kegiatan belajar mengajar sehingga anak didik merasa bosan karena menunggu cukup lama. Hal inilah yang menjadi permasalahan dalam proes pembelajaran.

Proses pembelajaran yang menarik perhatian siswa dan kejelasan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dapat membantu siswa lebih suka belajar. Misalnya dengan video media pembelajaran yang menyajikan konsep materi pelajaran yang dikemas dengan menarik. Dikemas dengan menarik misalnya disajikan dengan iringan lagu dan animasi yang menarik perhatian siswa. Selain itu, semangat guru dalam proses pembelajaran menjadikan siswa tidak merasa malas karena gurunya semangat dalam mengajar.

Dalam proses pembelajaran tidak melulu membahas materi pelajaran. Alangkah baiknya diselingi dengan ice breaking dari gurunya seperti menebak gambar, menebak kata, menebak gerakan, dan masih banyak yang lain. Jika ada yang menebak atau menjawab dengan benar maka guru memberikan poin keaktifan untuk anak didik tersebut. Dengan ini proses pembelajaran menjadi lebih hidup dan tidak terkesan kaku. Selain itu, di akhir pembelajaran atau di awal pembelajaran ditayangkan video motivasi agar anak didik memiliki motivasi sebelum belajar atau setelah belajar untuk lebih semangat dalam belajar.

Dalam evaluasi kegiatan pembelajaran di sekolah sangat penting. Hal ini dikarenakan untuk mengetahui kendala apa saja yang menghambat proses pembelajaran, apakah metode mengajar yang diterapkan sudah tepat, apakah anak didik paham terkait materi pelajaran, apakah anak didik senang saat proses pembelajaran, apakah anak didik memiliki semangat dalam belajar, dan masih banyak yang lainnnya. Pertanyaan ini dapat dijawab saat guru menganalisis permasalahan apa saja yang terjadi saat proses pembelajaran jarak jauh.  Disinilah peran penting guru dalam mengevaluasi kegiatan pembelajaran menjadi lebih baik. Dalam menganalisis permasalahan dapat dilihat dari proses pembelajaran berlangsung, tugas-tugas yang diberikan oleh guru, keaktifan anak didik saat proses pembelajaran.

Akhir Kata

Pembelajaran jarak jauh sering disebut dengan pembelajaran darurat. Penerapan PJJ  memberikan problematika manajemen pendidikan di Indoneisa. Dari segi perencanaan, proses dan evaluasi pembelajaran. Banyak siswa merasa bosan dan jenuh karena pembelajaran selalu terpaku dengan handphone, tidak ada komunikasi secara langsung dengan gurunya. Kebosanan ini dapat mengakibatkan turunnya belajar anak didik. Sehingga dibutuhkan adanya inovasi media terbaru dan strategi baru guru dalam proses pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Guru dapat menambahkan ice breaking di sela-sela penyampaian materi sehingga pembelajaran tidak terkesan kaku. Selain itu, guru juga dapat menayangakan video motivasi di awal pembelajaran atau setelah pembelajaran agar anak didik memiliki motivasi lebih untuk belajar di rumah.

Adanya solusi dari pemerintah untuk memperlancar  proses pembelajaran jarak jauh sudah dilaksanakan, salah satunya yaitu pemerintah bekerjasama dengan Kominfo dan provider layanan telekomunikasi. Dengan bantuan ini anak didik dan pendidik dapat mengakses konten belajar, kelas belajar, Ruang Guru, Quippper School, Zenius, dan lainnya yang berfungsi untuk menunjang pendidikan. Sebagai bentuk dukungan pemerintah, pemerintah mendorong prioritas rumah belajar dengan bekerja sama dengan Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI dan RRI aga sistem pembelajaran dapat dimanfaatkan saat jaringan internet tidak stabil.[3] Bantuan kouta internet gratis dari pemerintah disambut respon positif dari masyarakat. Dengan ini anak  terbantu dalam biaya data internet untuk proses pembelajaran jarak jauh.

Semoga dengan adanya pembelajaran jarak jauh ini memberikan titik acuan ke depan terhadap pendidikan di Indonesia, terutama pemerintah pusat, kementrian, dan masyarakat bersatu bersinergi untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik.

Daftar Pustaka

Afip Mifathul Basar. “Problematika Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus di SMPIT Nurul Fajri-Cikarang Barat- Bekasi)”. Edunesi: Jurnal Ilmiah Pendidikan. Vol. 2 No. 1 Januari 2021. hal.208-215.

Devira Prastiwi.  “6 tanggapan KPAI terkait Pembelajaran Online Siswa Saat Pandemi Covid-19”. (Liputan6, 26 Juni 2020).  Diakses pada 25 Oktober 2021

 

Abdul Rozak Fakhrudin. “Permasalahan dan solusi pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19”, Samarinda Pos, 29 November 2020



[1] Abdul Rozak Fakhrudin, “Permasalahan dan solusi pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19”, Samarinda Pos, 29 November 2020

[2] Devira Prastiwi, “6 tanggapan KPAI terkait Pembelajaran Online Siswa Saat Pandemi Covid-19”, (Liputan6, 26 Juni 2020).  Diakses pada 25 Oktober 2021

[3] Afip Mifathul Basar, “Problematika Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus di SMPIT Nurul Fajri-Cikarang Barat- Bekasi)”,  Edunesi: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol, 2 No, 1 Januari 2021, hal.215.

Tagged
Al-Qalam Creative Media
Ditulis Oleh Al-Qalam Creative Media

Aenean quis feugiat elit. Quisque ultricies sollicitudin ante ut venenatis. Nulla dapibus placerat faucibus. Aenean quis leo non neque ultrices scelerisque. Nullam nec vulputate velit. Etiam fermentum turpis at magna tristique interdum.

0 komentar