-->
Tuesday 12 December 2023

 

Abstract

Indonesia is currently experiencing a fairly difficult period that is felt and experienced by various levels of society, namely the Covid-19 pandemic. One of the institutions affected by the Covid-19 pandemic is educational institutions. With the enactment of Large-Scale Social Restrictions (PSBB), educational activities have been temporarily closed. The process of teaching and learning activities that were originally carried out in person/face to face, has now been shifted to the Distance Learning Process or Online Learning. This will raise the problem of education management in the era of distance learning which will certainly affect the learning system of students. The results of observations of this phenomenon indicate that the problems experienced in the application of distance learning are: First, the low learning motivation of students. Second, the limitations of learning media and internet networks, and Third, the monotony of learning methods. While the efforts that can be done are: 1) improving facilities and infrastructure, 2) applying appropriate learning methods, 3) using interesting learning media.

 

Keywords: Problematics, Education Management, Distance Learning

Abstrak

Indonesia saat ini mengalami masa yang cukup sulit yang dirasakan dan dialami oleh berbagai lapisan masyarakat, yaitu adanya pandemi Covid-19. Salah satu lembaga yang terkena dampak dari pandemi Covid-19 adalah lembaga pendidikan. Dengan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menyebabkan aktivitas kependidikan ditutup untuk sementara waktu. Proses kegiatan belajar mengajar yang semula dilakukan secara langsung/tatap muka, kini dialihkan menjadi Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau Pembelajaran Dalam Jaringan (daring). Hal ini akan memunculkan problematika manajemen pendidikan di era pembelajaran jarak jauh yang tentunya akan mempengaruhi sistem belajar peserta didik. Adapun hasil pengamatan dari fenomena tersebut menunjukkan bahwa permasalahan yang dialami dalam penerapan pembelajaran jarak jauh yaitu: Pertama, rendahnya motivasi belajar peserta didik. Kedua, keterbatasan media pembelajaran dan jaringan internet,, dan Ketiga, kemonotonan metode pembelajaran. Sedangkan upaya yang dapat dilakukan adalah: 1) meningkatkan sarana dan prasarana, 2) menerapkan metode pembelajaran yang seesuai, 3) menggunakan media pembelajaran yang menarik.

Kata Kunci: Problematika, Manajemen Pendidikan, Pembelajaran Jarak Jauh

 

 

 

Pendaluluan

Pendidikan merupakan keseluruhan proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku yang bernilai positif. Hal itu untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban sebagai seorang hamba di hadapan Sang pencipta. Pendidikan sangat penting bagi kehidupan, bahkan tuntutan akan pentingnya pendidikan semakin besar mengingat arus perkembangan dunia yang semakin cepat. Pendidikan juga diartikan sebagai proses pembinaan dan bimbingan yang dilakukan seseorang secara terus menerus kepada anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan.[1] Dewasa ini, Indonesia dihadapkan pada pada berbagai ragam persoalan internal dan ekternal yang ditimbulkan oleh berbagai macam perubahan, baik perubahan teknologi, perubahan sosial dan perubahan budaya yang terutama membawa dampak dalam berbagai kemajuan dan perkembangan pendidikan. Salah satu perubahan yang terjadi di lembaga pendidikan sekarang ini adalah adanya penyebaran Coronavirus Disease-19 (Covid-2019) yang cukup menghebohkan masyarakat di Indonesia. Adanya virus tersebut sangat berdampak pada aktivitas pendidikan di segala jenjang.

Adapun pemerintah membuat peraturan mengenai proses belajar dari rumah telah diatur dalam Surat Edaran Mendikbud No. 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease-19 (Covid-2019). Surat edaran tersebut menjelaskan bahwa proses belajar jarak jauh dari rumah dilaksanakan dengan ketentuan sebagi berikut: pertama, dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan. Kedua, difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemi Covid-19. Ketiga, aktivitas dan tugas pembelajaran dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah.Keempat, bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/ nilai kuantitatif.[2]

Fenomena di dunia pendidikan yang terjadi pada masa pandemi Covid-19 ini adalah banyaknya kendala dan masalah yang timbul, terutama akibat ketidak sesuaian penggunaan media dan metode pembelajaran. Peran dari tenaga pendidikan dan orang tua sangat mempengaruhi dalam Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) peserta didik. tenaga pendidikan harus menyiapkan strategi dalam mengahadi situasi pembelajaran seperti ini. Begitupun orang tua yang harus memonitori anaknya dalam Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)  Selain itu, peserta didik sebagai SDM di lembaga pendidikan juga harus mempersiapkan diri secara matang untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Motivasi dari peserta didik harus dibangun dari kesadaran akan pentingnya menuntut ilmu untuk kemanfaatan dan prospek masa depan.

Manajemen Pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk menyelesaikan masalah-masalah di lembaga pendidikan pada masa pandemi Covid-19. Melalui manajemen pendidikan maka diharapkan mampu menentukan kelancaran dan proses kegiatan pendidikan yang dilakukan melalui Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Manajemen pendidikan menuntun kita agar mampu menemukan cara-cara/strategi yang dapat dilakukan oleh pelaksana pendidikan sesuai dengan memperhatikan prinsip-prinsip manajemen pendidikan seperti: efektifitas, efisiensi, dan kepemimpinan. Kebijakan pembelajaran jarak jauh atau belajar secara virtual merupakan langkah riskan yang harus diambil selama pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).  Oleh karena itu, pelaksana pendidikan dituntut mampu untuk melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas manajemeen pendidikan di era pembelajaran jarak jauh.

Manajemen

Secara etimologi istilah manajemen berasal dari bahasa Inggris “management”. Kata management berasal dari kata manage yang artinya mengurus, mengatur, mengelola. Sedangkan seecara teerminologi, menurut Terry mengartikan “management is dictrict process of planning, organizing, actuating, controlling, performaced to determine and accomplish stated objective the use human being and other resources” yaitu manajemen diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dalam rangka mencapai tujuan melalui sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.[3] Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah aktivitas merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengawasi suatu aktivitas/kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi/lembaga yang dilakukan secara efektif dan efisien, yang bertujuan untuk mencapai tujuan suatu organisasi/lembaga.

Manajemen Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu proses untuk meningkatkan kualitas manusia. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan aktivitas pendayagunaan dan pemberdayaan semua sumberdaya baik manusia maupun non manusia secara optimal. Proses pemberdayaan sumberdaya untuk mencapai kualitas manusia inilah yang disebut manajemen pendidikan. Dengan demikian secara terminologi manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai proses pemberdayaan sumber daya manusia dan non manusia untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Menurut Jensen manajemen pendidikan adalah proses pengaturan sumber-sumber daya manusia dan material serta program yang ada untuk pendidikan, diselenggarakan secara hati-hati dan sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan.[4]

Manajemen pendidikan sangat penting perannya dalam menentukan kelancaran dan proses kegiatan pendidikan, sebab manajemen peendidikan akan mencangkup semua kegiatan sekolah, baik yang terkait dengan materi atau kurikulum, kepemimpinan, kepegawaian, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana, sampai dengan hubungan dengan masyarakat (humas), yang kesemuanya ini harus diatur dengan perencanaan yang matang, sehingga akan mendukung terselenggarakannya kegiatan belajar mengajar yang kondusif yang pada akhirnya dapat mencapai tujuan.[5]

Prinsip-prinsip manajemen pendidikan pada hakikatnya sama dengan prinsip-prinsip pada umumnya yaitu: Pertama, Prinsip efisiensi, artinya kepala sekolah akan berhasil dalam tugasnya apabila ia menggunakan sumber-sumber, tenaga, dana dan fasilitas lain secara efisien, yakni antara pengeluaran output dengan masukan input harus sebanding. Dengan kata lain efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input dan output, antara keuntungan dengan biaya yang dikeluarkan sehingga efisien ini menunjukkan hubungan antaa hasil dengan biaya. Kedua, prinsip efektifitas, artinya kepala sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan untuk mengerjakan hal yang bena, sehingga efektifitas disini menyangkut hubungan antara pengeluaran dengan tujuan yang ingin dicapai atau tecapainya sasaran dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Ketiga, Prinsip kepemimpinan, seseorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah diharapkan memiliki human relation yang baik dengan bawahannya dan juga mengetahui kepentingan para anggotanya. Sebab seorang pemimpin berfungsi sebagai orang yang mampu menciptakan peubahan secara efektif didalam penampilan kelompok, dan juga berfungsi menggerakkan orang lain sehingga secara sadar orang lain itu mau melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.[6]

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan adalah proses memberdayakan sumber daya di bidang pendidikan yang bertujuan untuk menentukan kelancaran dan proses kegiatan pendidikan, sesuai dengan tujuan pendidikan.

Pendidikan Masa Kini

Pelaksanaan pendidikan saat ini adalah masuk pada pendidikan di masa pandemi Covid-19. Pendidikan saat ini lebih memerlukan perhatian khusus dari semua lapisan masyarakat. Penguasaan teknologi/digitalisasi juga sangat dibutuhkan. Mengingat saat ini media dan metode pembelajaran sepenuhnya berpacu pada teknologi. Sejak pemerintah memberlakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau daring, maka peserta didik dan tenaga didik mulai mempersiapkan berbagai upaya agar keegiatan belajar mengajar teetap dapat dilaksanakan secara optimal. Hal ini terjadi bukan hanya di jenjang seekolah, tetapi juga  baik perguruan tinggi. Hal ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi penyebaran Covid-19 agar tidak semakin meluas. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau daring ialah kegiatan pembelajaran tatap-muka yang dilakukan secara virtual di tempat tinggal masing-masing dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.

Namun kedeepannya, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini akan mengalami perubahan. Pendidikan masa sekarang juga sedang mepersiapkan pembelajaran di pola hidup yang baru, yaitu dengan mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan, berjaga jarak, dam menghindari kerumunan. Hal ini akan terus berkembang seeuai dengan angka peenyebaran  Covid-19 di Indonesia yang semakin naik atau semakin menurun. Dunia pendidikan kedepannya juga akan diuji coba sistem Hybrid Learning yaitu kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengombinasikan antara tatap muka secara langsung dan tatap muka secara virtual, namun peserta didik masih tetap dapat melakukan keegiatan pembelajaran di waktu yang bersamaan dengan temannya. Sistem yang demikian dianggap menjadi alternatif bagi proses pembelajaran di leembaga pendidikan.

Problematika Manajemen Pendidikan di Era Pembelajaran Jarak Jauh

Pelaksanaan pendidikan di masa pandemi Covid-19 membutuhkan perhatian khusus dari seluruh masyarakat. pembelajaran yang semula dilakukan secara tatap muka dialihkan menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau Pembelajaran Dalam Jaringan (daring) yang dilaksanakan oleh berbagai jenjang pendidikan mulai dari PAUD, TK, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi penyebaran covid-19 khususnya pada cluster sekolah. Adapun beberapa problematika mulai bermunculan dalam praktik pembelajaran jarak jauh adalah sebagai berikut:

1.    Rendahnya Motivasi Belajar Peserta Didik

Motivasi belajar merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan oleh tenaga pendidik dengan menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan di sebuah kelas. Adanya sistem pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran yang dilaksanakan secara virtual, akan menyulitkan tenaga pendidik dalam mengontrol suasana belajar yang kondusif karena keterbatasan akses. Hal ini menyebabkan turunnya motivasi belajar peserta didik yang berakibat pada kurang aktifnya peserta didik dalam pembelajaran yang dibuktikan dengan sangat sedikit siswa yang berpartisipasi saat pembelajaran berlangsung. Dalam halini orang tua beserta guru/tenaga pendidik harus saling bersinergi dalam mengupayakan berjalan serta tercapainya tujuan pembelajaran daring di rumah masing-masing. Hal ini dapat terealisasikan jika siswa dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar secara virtual dengan baik melalui bimbingan tenaga pendidik, sementara orang tua bertugas sebagai monitoring atau memantau perkembangan belajar anak di rumah.

2.    Keterbatasan Media Pembelajaran dan Akses Jaringan Internet

Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara virtual tidak terlepas dari penggunaan media seperti hp, laptop, dan jaringan internet. Banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran karena letak tempat tinggalnya yang belum terjamah oleh akses internet, atau di wilayah tertentu masih terbatas sinyal internet, sehingga mengakibatkan pembelajaran yang dilakukan secara daring ini mengalami beberapa hambatan. Selain itu, banyak orang tua dari peserta didik yang mengeluh akibat tidak mampu membeli media untuk belajar seperti HP dan laptop, serta kuota intenet karena dinilai mahal. Sedangkan sistem absensi, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, dan pengumpulan tugas dilakukan secara online melalui aplikasi seperti zoom, google meet, google class room, youtube, dll. Selain itu, dalam pemakaiannya, kuota internet tergolong boros dan cepat habis untuk beberapa penggunaan  aplikasi. Disisi lain, banyak kepala keluarga dari peserta didik yang kehilangan pencaharian karena imbas dari pandemi Covid-19, sedangkan saat ini media serta jaringan internet menjadi salah satu kebutuhan pokok yang mendukung pembelajaran peserta didik, sehingga orang tua pasti akan tetap mengupayakan untuk memenuhi kebutuhan belajar anaknya.

3.    Kemonotonan Metode Pembelajaran

Kendala yang dihadapi adalah tenaga pendidik harus berinovasi dalam mengondisikan kegiatan belajar mengajar peserta didik yang kondusif dan menyenangkan dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Selain itu, tenaga pendidik harus mampu mengkolaborasikan ragam metode pembelajaran, yaitu denegan bertindak sebagai pembimbing atau meentor jarak jauh sekaligus fasilitator bagi peserta didik. Namun pada kenyataan di lapangan, masih ditemukan tenaga pendidik yang tidak dapat mengoperasikan teknologi sehingga berpengaruh pada ketidaktercapaianya tujuan pembelajaran secara daring/virtual. Hal ini dikarenakan kurangnya pelatihan dan pengembangan bagi tenaga pendidik mengenai teknologi dalam sistem pembelajaran.

Upaya Peningkatan Kualitas Manajemen Pendidikan  di Era Pembelajaran Jarak Jauh

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring, memiliki beberapa kendala/masalah dan kelemahan dalam pelaksanaannya. Permasalahan dalam proses pembelajaran jarak jauh/daring ini dialami oleh seluruh pelaksana pembelajaran dan orang tua peserta didik. Selain itu, keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat bergantung pada persiapan serta inovasi tenaga pendidik dalam proses belajar meengajar selama masa pandemi Covid-19. Dalam rangka meningkatkan kualitas manajemen pendidikan di era pembelajaran jarak jauh ada beberapa hal yang perlu diupayakan yaitu sebagai berikut:

1.    Meningkatkan Sarana dan Prasarana

Untuk mendukung pembelajaran daring, dibutuhkan sebuah infrastruktur penguatan jaringan internet, Learning Management System (LMS). Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tidak terlepas dari penggunaan teknologi digital dalam kegiatan pembelajaran. Tenaga pendidik, harus menentukan aplikasi atau platformteknologi yang berkesinambungan seperti Ruang Guru, Quipper Scholl, Zenius, dll, untuk penunjang pembelajaran jarak jauh. Penggunaan teknologi yang sesuai akan membantu dalam penyampaian materi serta tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini perlu dipersiapkan agar Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)dapat terlaksana secara efektif, bukan hanya dalam situasi pandemi saja, tetapi juga untuk peningkatan kualitas pendidikan di tengah pesatnya perkembangan teknologi. Karna perkembangan teknologi akan tetap berlangsung walaupun pandemi usai.

2.    Menerapkan Metode Pembelajaran yang Sesuai

Dalam menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan saat ini, akan sangat mempengaruhi Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Penerapan metode pembelajaran yang tepat dapat membantu tenaga pendidik dalam penyampaian materi serta evaluasi hasil belajar peserta didik. Salah satu metode yang dapat diterapkan adalah metode Studysaster, yaitu metode yang menekankan pada inovasi tenaga pendidik dalam memanfaatkan teknologi yang berdampak pada keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Metode pembelajaran jauh selanjutnya adalah metode pembelajaran melalui home visit, yaitu kunjungan yang dilakukan oleh tenaga pendidik ke rumah peserta didik atau sebaliknya, biasanya metode ini sering diterapkan di jenjang sekolah. Sedangkan di jenjang Perguruan Tinggi dapat pula menggunakan metode mentoring antau bimbingan dengan dosen di sebuah tempat yang nyaman untuk berdiskusi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kurumunan di masa pandemi Covid-19, namun materi yang diajarkan juga akan mampu diterima oleh peserta didik. Pemilihan metode juga disesuaikan dengan situasi dan kondisi tenaga pendidik dan peserta didik dengan mempertimbangkan angka penyebaran Covid-19 di wilayah masing-masing.

3.    Menggunakan Media Pembelajaran yang Menarik

Upaya untuk meningkatkan keefektifan media pembelajaran dalam Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara virtual salah satunya adalah dengan menyampaikan materi menggunakan media yang menarik yang diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Pada kenyataan yang terjadi dilapangan saat ini adalah peeserta didik diberi tugas yang menumpuk melalui satu atau dua media pembelajaran saja. Hal tersebut terkesan terlalu monoton bagi peserta didik. Tidak heran jika peserta didik merasa kurang motivasi dalam melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Peserta didik cenderung tiak aktif dalam Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara virtual. Media menarik yang dapat diterapkan pada Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) saat ini dapat dissuaikan berdasarkan jenjang pendidikan. Misalnya pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)  dan TK maka media yang cocok digunakan adalah dengan menggunakan gambar-gambar dan alat-alat bermain yang merangsang kreatifitas anak. Kemudian pada jenjang SD, SMP, dan SMA, pembelajaran dapat dilakukan melalui media sosial yang disesuaikan dengan usia masing-masing peserta didik, seperti Youtube, Instagram, Whatsapp, bahkan Tiktok yang sekarang viral untuk mengupload video-video kreatif para  peserta didik. Kemudian pada jenjang Mahasiswa juga dapat menggunakan aplikasi seperti Google Meet, Zoom, E-Class, dll. Media-media tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan tenaga pendidik dan peserta didik, yang diharapkan mampu mengurangi kemotonan dalam Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas lembaga pendidikan saat ini sedang mengalami kepasifan akibat menyebarnya wadah Covid-19. Pemerintah Indonesia memberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Itu berarti bahwa segala aktivitas masyarakat harus dibatasi, begitupun dengan aktivitas kependidikan. Lembaga peendidikan juga memunculkan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Yang dalam pelaksanaannya memunculkan berbagai problematika manajemen pendidikan di era pembelajaran jarak jauh. Hal ini akan mempengaruhi sistem belajar peserta didik, mulai dari penggunaan metode, dan media pembelajaran. Adapun problematika yang terjadi pada Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di lembaga pendidikan yaitu: Pertama, rendahnya motivasi belajar peserta didik. Kedua, keterbatasan media pembelajaran dan jaringan internet,, dan Ketiga, kemonotonan metode pembelajaran. Sedangkan upaya yang dapat dilakukan adalah: 1) meningkatkan sarana dan prasarana, 2) menerapkan metode pembelajaran yang seesuai, 3) menggunakan media pembelajaran yang menarik.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

(n.d.). Retrieved from https://pusdiklat.kemendikbud.go.id, diakses pada 23 Oktober 2021, Pukul 23.01 WIB.

Basar., A. M. (2021, Januari). Problematikan Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Pendidikan, 1, 209.

M.Sulton. (2012, Maret). Problematika Manajemen Pendidikan. Jurnal Ta’limuna, 1, 23.

Winoto, S. (2020). Dasar-dasar Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Bildung.

 



[1]Arip Miftahul Basar, Problematikan Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi Covid-19, Edunesia : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 1, Januari 2021, hlm. 209.

[2]https://pusdiklat.kemendikbud.go.id, diakses pada 23 Oktober 2021, Pukul 23.01 WIB.

[3]Suhadi Winoto, Dasar-dasar Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Bildung, 2020), hlm. 2.

[4]Ibid, Suhadi Winoto, Dasar-dasar Manajemen Pendidikan, hlm. 31

[5]M.Sulton, Problematika Manajemen Pendidikan, Jurnal Ta’limuna, Vol. 1, No. 1, Maret 2012, hlm.

[6]Ibid, M.Sulton, Problematika Manajemen Pendidikan, hlm. 19.

Tagged
Al-Qalam Creative Media
Ditulis Oleh Al-Qalam Creative Media

Aenean quis feugiat elit. Quisque ultricies sollicitudin ante ut venenatis. Nulla dapibus placerat faucibus. Aenean quis leo non neque ultrices scelerisque. Nullam nec vulputate velit. Etiam fermentum turpis at magna tristique interdum.

0 komentar