Abstract
Indonesia is currently experiencing a
fairly difficult period that is felt and experienced by various levels of
society, namely the Covid-19 pandemic. One of the institutions affected by the
Covid-19 pandemic is educational institutions. With the enactment of
Large-Scale Social Restrictions (PSBB), educational activities have been
temporarily closed. The process of teaching and learning activities that were
originally carried out in person/face to face, has now been shifted to the
Distance Learning Process or Online Learning. This will raise the problem of
education management in the era of distance learning which will certainly
affect the learning system of students. The results of observations of this
phenomenon indicate that the problems experienced in the application of
distance learning are: First, the low learning motivation of students. Second,
the limitations of learning media and internet networks, and Third, the
monotony of learning methods. While the efforts that can be done are: 1)
improving facilities and infrastructure, 2) applying appropriate learning
methods, 3) using interesting learning media.
Keywords: Problematics, Education
Management, Distance Learning
Abstrak
Indonesia saat ini mengalami masa yang
cukup sulit yang dirasakan dan dialami oleh berbagai lapisan masyarakat, yaitu
adanya pandemi Covid-19. Salah satu lembaga yang terkena dampak dari pandemi
Covid-19 adalah lembaga pendidikan. Dengan diberlakukannya Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) menyebabkan aktivitas kependidikan ditutup untuk
sementara waktu. Proses kegiatan belajar mengajar yang semula dilakukan secara
langsung/tatap muka, kini dialihkan menjadi Proses Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ) atau Pembelajaran Dalam Jaringan (daring). Hal ini akan memunculkan
problematika manajemen pendidikan di era pembelajaran jarak jauh yang tentunya
akan mempengaruhi sistem belajar peserta didik. Adapun hasil pengamatan dari
fenomena tersebut menunjukkan bahwa permasalahan yang dialami dalam penerapan
pembelajaran jarak jauh yaitu: Pertama, rendahnya motivasi belajar
peserta didik. Kedua, keterbatasan media pembelajaran dan jaringan
internet,, dan Ketiga, kemonotonan metode pembelajaran. Sedangkan upaya
yang dapat dilakukan adalah: 1) meningkatkan sarana dan prasarana, 2)
menerapkan metode pembelajaran yang seesuai, 3) menggunakan media pembelajaran
yang menarik.
Kata Kunci: Problematika, Manajemen
Pendidikan, Pembelajaran Jarak Jauh
Pendaluluan
Pendidikan merupakan keseluruhan proses
dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku
yang bernilai positif. Hal itu untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang
diemban sebagai seorang hamba di hadapan Sang pencipta. Pendidikan sangat
penting bagi kehidupan, bahkan tuntutan akan pentingnya pendidikan semakin
besar mengingat arus perkembangan dunia yang semakin cepat. Pendidikan juga
diartikan sebagai proses pembinaan dan bimbingan yang dilakukan seseorang
secara terus menerus kepada anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan.[1]
Dewasa ini, Indonesia dihadapkan pada pada berbagai ragam persoalan internal
dan ekternal yang ditimbulkan oleh berbagai macam perubahan, baik perubahan
teknologi, perubahan sosial dan perubahan budaya yang terutama membawa dampak
dalam berbagai kemajuan dan perkembangan pendidikan. Salah satu perubahan yang
terjadi di lembaga pendidikan sekarang ini adalah adanya penyebaran Coronavirus
Disease-19 (Covid-2019) yang cukup menghebohkan masyarakat di Indonesia.
Adanya virus tersebut sangat berdampak pada aktivitas pendidikan di segala
jenjang.
Adapun pemerintah membuat peraturan mengenai
proses belajar dari rumah telah diatur dalam Surat Edaran Mendikbud No. 4 Tahun
2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran
Coronavirus Disease-19 (Covid-2019). Surat edaran tersebut menjelaskan bahwa
proses belajar jarak jauh dari rumah dilaksanakan dengan ketentuan sebagi
berikut: pertama, dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian
kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan. Kedua, difokuskan pada
pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemi Covid-19. Ketiga,
aktivitas dan tugas pembelajaran dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan
kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas
belajar di rumah.Keempat, bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah
diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa
diharuskan memberi skor/ nilai kuantitatif.[2]
Fenomena di dunia pendidikan yang terjadi
pada masa pandemi Covid-19 ini adalah banyaknya kendala dan masalah yang
timbul, terutama akibat ketidak sesuaian penggunaan media dan metode
pembelajaran. Peran dari tenaga pendidikan dan orang tua sangat mempengaruhi
dalam Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) peserta didik. tenaga pendidikan
harus menyiapkan strategi dalam mengahadi situasi pembelajaran seperti ini.
Begitupun orang tua yang harus memonitori anaknya dalam Proses Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) Selain itu, peserta
didik sebagai SDM di lembaga pendidikan juga harus mempersiapkan diri secara
matang untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Motivasi dari peserta didik
harus dibangun dari kesadaran akan pentingnya menuntut ilmu untuk kemanfaatan
dan prospek masa depan.
Manajemen Pendidikan menjadi hal yang
sangat penting untuk menyelesaikan masalah-masalah di lembaga pendidikan pada
masa pandemi Covid-19. Melalui manajemen pendidikan maka diharapkan mampu
menentukan kelancaran dan proses kegiatan pendidikan yang dilakukan melalui
Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Manajemen pendidikan menuntun kita agar
mampu menemukan cara-cara/strategi yang dapat dilakukan oleh pelaksana
pendidikan sesuai dengan memperhatikan prinsip-prinsip manajemen pendidikan
seperti: efektifitas, efisiensi, dan kepemimpinan. Kebijakan pembelajaran jarak
jauh atau belajar secara virtual merupakan langkah riskan yang harus diambil
selama pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Oleh karena itu, pelaksana pendidikan
dituntut mampu untuk melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas manajemeen
pendidikan di era pembelajaran jarak jauh.
Manajemen
Secara etimologi istilah manajemen berasal
dari bahasa Inggris “management”. Kata management berasal dari
kata manage yang artinya mengurus, mengatur, mengelola. Sedangkan
seecara teerminologi, menurut Terry mengartikan “management is dictrict
process of planning, organizing, actuating, controlling, performaced to
determine and accomplish stated objective the use human being and other resources”
yaitu manajemen diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, pengawasan dalam rangka mencapai tujuan melalui sumberdaya manusia
dan sumberdaya lainnya.[3]
Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah aktivitas merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan, dan mengawasi suatu aktivitas/kegiatan yang dilakukan oleh suatu
organisasi/lembaga yang dilakukan secara efektif dan efisien, yang bertujuan
untuk mencapai tujuan suatu organisasi/lembaga.
Manajemen Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu proses untuk
meningkatkan kualitas manusia. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
aktivitas pendayagunaan dan pemberdayaan semua sumberdaya baik manusia maupun
non manusia secara optimal. Proses pemberdayaan sumberdaya untuk mencapai
kualitas manusia inilah yang disebut manajemen pendidikan. Dengan demikian
secara terminologi manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai proses
pemberdayaan sumber daya manusia dan non manusia untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien. Menurut Jensen manajemen pendidikan
adalah proses pengaturan sumber-sumber daya manusia dan material serta program
yang ada untuk pendidikan, diselenggarakan secara hati-hati dan sistematis
untuk mencapai tujuan pendidikan.[4]
Manajemen pendidikan sangat penting
perannya dalam menentukan kelancaran dan proses kegiatan pendidikan, sebab
manajemen peendidikan akan mencangkup semua kegiatan sekolah, baik yang terkait
dengan materi atau kurikulum, kepemimpinan, kepegawaian, kesiswaan, keuangan,
sarana dan prasarana, sampai dengan hubungan dengan masyarakat (humas), yang
kesemuanya ini harus diatur dengan perencanaan yang matang, sehingga akan
mendukung terselenggarakannya kegiatan belajar mengajar yang kondusif yang pada
akhirnya dapat mencapai tujuan.[5]
Prinsip-prinsip manajemen pendidikan pada
hakikatnya sama dengan prinsip-prinsip pada umumnya yaitu: Pertama,
Prinsip efisiensi, artinya kepala sekolah akan berhasil dalam tugasnya apabila
ia menggunakan sumber-sumber, tenaga, dana dan fasilitas lain secara efisien,
yakni antara pengeluaran output dengan masukan input harus sebanding. Dengan
kata lain efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input dan output,
antara keuntungan dengan biaya yang dikeluarkan sehingga efisien ini
menunjukkan hubungan antaa hasil dengan biaya. Kedua, prinsip
efektifitas, artinya kepala sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan untuk
mengerjakan hal yang bena, sehingga efektifitas disini menyangkut hubungan
antara pengeluaran dengan tujuan yang ingin dicapai atau tecapainya sasaran
dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Ketiga, Prinsip kepemimpinan,
seseorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah diharapkan memiliki human
relation yang baik dengan bawahannya dan juga mengetahui kepentingan para
anggotanya. Sebab seorang pemimpin berfungsi sebagai orang yang mampu
menciptakan peubahan secara efektif didalam penampilan kelompok, dan juga
berfungsi menggerakkan orang lain sehingga secara sadar orang lain itu mau
melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.[6]
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa manajemen pendidikan adalah proses memberdayakan sumber daya
di bidang pendidikan yang bertujuan untuk menentukan kelancaran dan proses
kegiatan pendidikan, sesuai dengan tujuan pendidikan.
Pendidikan Masa Kini
Pelaksanaan pendidikan saat ini adalah
masuk pada pendidikan di masa pandemi Covid-19. Pendidikan saat ini lebih
memerlukan perhatian khusus dari semua lapisan masyarakat. Penguasaan
teknologi/digitalisasi juga sangat dibutuhkan. Mengingat saat ini media dan
metode pembelajaran sepenuhnya berpacu pada teknologi. Sejak pemerintah
memberlakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau daring, maka peserta didik dan
tenaga didik mulai mempersiapkan berbagai upaya agar keegiatan belajar mengajar
teetap dapat dilaksanakan secara optimal. Hal ini terjadi bukan hanya di
jenjang seekolah, tetapi juga baik
perguruan tinggi. Hal ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi penyebaran
Covid-19 agar tidak semakin meluas. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau daring
ialah kegiatan pembelajaran tatap-muka yang dilakukan secara virtual di tempat
tinggal masing-masing dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.
Namun kedeepannya, Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ) ini akan mengalami perubahan. Pendidikan masa sekarang juga sedang
mepersiapkan pembelajaran di pola hidup yang baru, yaitu dengan mematuhi
protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan, berjaga jarak, dam
menghindari kerumunan. Hal ini akan terus berkembang seeuai dengan angka
peenyebaran Covid-19 di Indonesia yang
semakin naik atau semakin menurun. Dunia pendidikan kedepannya juga akan diuji
coba sistem Hybrid Learning yaitu kegiatan pembelajaran yang dilakukan
dengan cara mengombinasikan antara tatap muka secara langsung dan tatap muka
secara virtual, namun peserta didik masih tetap dapat melakukan keegiatan
pembelajaran di waktu yang bersamaan dengan temannya. Sistem yang demikian
dianggap menjadi alternatif bagi proses pembelajaran di leembaga pendidikan.
Problematika Manajemen Pendidikan di Era
Pembelajaran Jarak Jauh
Pelaksanaan pendidikan di masa pandemi Covid-19
membutuhkan perhatian khusus dari seluruh masyarakat. pembelajaran yang semula
dilakukan secara tatap muka dialihkan menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
atau Pembelajaran Dalam Jaringan (daring) yang dilaksanakan oleh berbagai
jenjang pendidikan mulai dari PAUD, TK, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi. Hal
ini dilakukan untuk mengurangi penyebaran covid-19 khususnya pada cluster
sekolah. Adapun beberapa problematika mulai bermunculan dalam praktik pembelajaran
jarak jauh adalah sebagai berikut:
1. Rendahnya Motivasi Belajar Peserta Didik
Motivasi belajar merupakan salah satu hal
yang harus diperhatikan oleh tenaga pendidik dengan menciptakan suasana belajar
yang kondusif dan menyenangkan di sebuah kelas. Adanya sistem pembelajaran
jarak jauh atau pembelajaran yang dilaksanakan secara virtual, akan menyulitkan
tenaga pendidik dalam mengontrol suasana belajar yang kondusif karena
keterbatasan akses. Hal ini menyebabkan turunnya motivasi belajar peserta didik
yang berakibat pada kurang aktifnya peserta didik dalam pembelajaran yang
dibuktikan dengan sangat sedikit siswa yang berpartisipasi saat pembelajaran
berlangsung. Dalam halini orang tua beserta guru/tenaga pendidik harus saling
bersinergi dalam mengupayakan berjalan serta tercapainya tujuan pembelajaran
daring di rumah masing-masing. Hal ini dapat terealisasikan jika siswa dapat
mengikuti kegiatan belajar mengajar secara virtual dengan baik melalui
bimbingan tenaga pendidik, sementara orang tua bertugas sebagai monitoring atau
memantau perkembangan belajar anak di rumah.
2. Keterbatasan Media Pembelajaran dan Akses Jaringan
Internet
Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
secara virtual tidak terlepas dari penggunaan media seperti hp, laptop, dan
jaringan internet. Banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam
mengikuti pembelajaran karena letak tempat tinggalnya yang belum terjamah oleh
akses internet, atau di wilayah tertentu masih terbatas sinyal internet,
sehingga mengakibatkan pembelajaran yang dilakukan secara daring ini mengalami beberapa
hambatan. Selain itu, banyak orang tua dari peserta didik yang mengeluh akibat
tidak mampu membeli media untuk belajar seperti HP dan laptop, serta kuota
intenet karena dinilai mahal. Sedangkan sistem absensi, pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar, dan pengumpulan tugas dilakukan secara online melalui aplikasi
seperti zoom, google meet, google class room, youtube, dll. Selain itu, dalam
pemakaiannya, kuota internet tergolong boros dan cepat habis untuk beberapa
penggunaan aplikasi. Disisi lain, banyak
kepala keluarga dari peserta didik yang kehilangan pencaharian karena imbas dari
pandemi Covid-19, sedangkan saat ini media serta jaringan internet menjadi
salah satu kebutuhan pokok yang mendukung pembelajaran peserta didik, sehingga
orang tua pasti akan tetap mengupayakan untuk memenuhi kebutuhan belajar
anaknya.
3. Kemonotonan Metode Pembelajaran
Kendala yang dihadapi adalah tenaga pendidik harus
berinovasi dalam mengondisikan kegiatan belajar mengajar peserta didik yang
kondusif dan menyenangkan dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Selain itu,
tenaga pendidik harus mampu mengkolaborasikan ragam metode pembelajaran, yaitu
denegan bertindak sebagai pembimbing atau meentor jarak jauh sekaligus
fasilitator bagi peserta didik. Namun pada kenyataan di lapangan, masih
ditemukan tenaga pendidik yang tidak dapat mengoperasikan teknologi sehingga
berpengaruh pada ketidaktercapaianya tujuan pembelajaran secara daring/virtual.
Hal ini dikarenakan kurangnya pelatihan dan pengembangan bagi tenaga pendidik
mengenai teknologi dalam sistem pembelajaran.
Upaya Peningkatan Kualitas Manajemen
Pendidikan di Era Pembelajaran Jarak
Jauh
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara
daring, memiliki beberapa kendala/masalah dan kelemahan dalam pelaksanaannya.
Permasalahan dalam proses pembelajaran jarak jauh/daring ini dialami oleh
seluruh pelaksana pembelajaran dan orang tua peserta didik. Selain itu,
keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat bergantung pada persiapan serta
inovasi tenaga pendidik dalam proses belajar meengajar selama masa pandemi
Covid-19. Dalam rangka meningkatkan kualitas manajemen pendidikan di era pembelajaran
jarak jauh ada beberapa hal yang perlu diupayakan yaitu sebagai berikut:
1. Meningkatkan Sarana dan Prasarana
Untuk mendukung pembelajaran daring,
dibutuhkan sebuah infrastruktur penguatan jaringan internet, Learning
Management System (LMS). Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tidak
terlepas dari penggunaan teknologi digital dalam kegiatan pembelajaran. Tenaga
pendidik, harus menentukan aplikasi atau platformteknologi yang
berkesinambungan seperti Ruang Guru, Quipper Scholl, Zenius, dll, untuk penunjang
pembelajaran jarak jauh. Penggunaan teknologi yang sesuai akan membantu dalam
penyampaian materi serta tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Hal ini perlu dipersiapkan agar Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)dapat
terlaksana secara efektif, bukan hanya dalam situasi pandemi saja, tetapi juga
untuk peningkatan kualitas pendidikan di tengah pesatnya perkembangan
teknologi. Karna perkembangan teknologi akan tetap berlangsung walaupun pandemi
usai.
2. Menerapkan Metode Pembelajaran yang Sesuai
Dalam menentukan metode pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan pendidikan saat ini, akan sangat mempengaruhi Proses
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Penerapan metode pembelajaran yang tepat dapat
membantu tenaga pendidik dalam penyampaian materi serta evaluasi hasil belajar
peserta didik. Salah satu metode yang dapat diterapkan adalah metode Studysaster,
yaitu metode yang menekankan pada inovasi tenaga pendidik dalam memanfaatkan
teknologi yang berdampak pada keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Metode pembelajaran jauh selanjutnya adalah metode pembelajaran melalui home
visit, yaitu kunjungan yang dilakukan oleh tenaga pendidik ke rumah peserta
didik atau sebaliknya, biasanya metode ini sering diterapkan di jenjang
sekolah. Sedangkan di jenjang Perguruan Tinggi dapat pula menggunakan metode mentoring
antau bimbingan dengan dosen di sebuah tempat yang nyaman untuk berdiskusi. Hal
ini dilakukan untuk mengurangi kurumunan di masa pandemi Covid-19, namun materi
yang diajarkan juga akan mampu diterima oleh peserta didik. Pemilihan metode
juga disesuaikan dengan situasi dan kondisi tenaga pendidik dan peserta didik
dengan mempertimbangkan angka penyebaran Covid-19 di wilayah masing-masing.
3. Menggunakan Media Pembelajaran yang Menarik
Upaya untuk meningkatkan keefektifan media
pembelajaran dalam Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara virtual salah
satunya adalah dengan menyampaikan materi menggunakan media yang menarik yang
diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Pada kenyataan
yang terjadi dilapangan saat ini adalah peeserta didik diberi tugas yang
menumpuk melalui satu atau dua media pembelajaran saja. Hal tersebut terkesan
terlalu monoton bagi peserta didik. Tidak heran jika peserta didik merasa
kurang motivasi dalam melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Peserta didik
cenderung tiak aktif dalam Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara virtual.
Media menarik yang dapat diterapkan pada Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) saat ini
dapat dissuaikan berdasarkan jenjang pendidikan. Misalnya pada jenjang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan TK
maka media yang cocok digunakan adalah dengan menggunakan gambar-gambar dan
alat-alat bermain yang merangsang kreatifitas anak. Kemudian pada jenjang SD,
SMP, dan SMA, pembelajaran dapat dilakukan melalui media sosial yang
disesuaikan dengan usia masing-masing peserta didik, seperti Youtube, Instagram,
Whatsapp, bahkan Tiktok yang sekarang viral untuk mengupload video-video
kreatif para peserta didik. Kemudian
pada jenjang Mahasiswa juga dapat menggunakan aplikasi seperti Google Meet,
Zoom, E-Class, dll. Media-media tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan
tenaga pendidik dan peserta didik, yang diharapkan mampu mengurangi kemotonan
dalam Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa aktivitas lembaga pendidikan saat ini sedang mengalami
kepasifan akibat menyebarnya wadah Covid-19. Pemerintah Indonesia memberlakuan
kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Itu berarti bahwa segala
aktivitas masyarakat harus dibatasi, begitupun dengan aktivitas kependidikan.
Lembaga peendidikan juga memunculkan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Yang dalam pelaksanaannya memunculkan berbagai problematika manajemen
pendidikan di era pembelajaran jarak jauh. Hal ini akan mempengaruhi sistem
belajar peserta didik, mulai dari penggunaan metode, dan media pembelajaran.
Adapun problematika yang terjadi pada Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di lembaga
pendidikan yaitu: Pertama, rendahnya motivasi belajar peserta didik. Kedua,
keterbatasan media pembelajaran dan jaringan internet,, dan Ketiga,
kemonotonan metode pembelajaran. Sedangkan upaya yang dapat dilakukan adalah:
1) meningkatkan sarana dan prasarana, 2) menerapkan metode pembelajaran yang
seesuai, 3) menggunakan media pembelajaran yang menarik.
DAFTAR PUSTAKA
(n.d.). Retrieved from https://pusdiklat.kemendikbud.go.id,
diakses pada 23 Oktober 2021, Pukul 23.01 WIB.
Basar., A. M. (2021, Januari). Problematikan Pembelajaran Jarak Jauh
Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Pendidikan, 1, 209.
M.Sulton. (2012, Maret). Problematika Manajemen Pendidikan. Jurnal
Ta’limuna, 1, 23.
Winoto, S. (2020). Dasar-dasar Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:
Bildung.
[1]Arip Miftahul Basar, Problematikan Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa
Pandemi Covid-19, Edunesia : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 1, Januari
2021, hlm. 209.
[2]https://pusdiklat.kemendikbud.go.id, diakses pada 23 Oktober 2021, Pukul 23.01
WIB.
[3]Suhadi Winoto, Dasar-dasar Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta:
Bildung, 2020), hlm. 2.
[4]Ibid, Suhadi Winoto, Dasar-dasar Manajemen
Pendidikan, hlm. 31
[5]M.Sulton, Problematika Manajemen Pendidikan, Jurnal Ta’limuna, Vol.
1, No. 1, Maret 2012, hlm.
[6]Ibid, M.Sulton, Problematika Manajemen Pendidikan, hlm.
19.
0 komentar