-->
Sunday, 4 December 2016
Lenovo Yoga Book - Review Singkat

Baru-baru ini lenovo mengeluarkan produk barunya yang bernama "Yoga Book". Sebenarnya sih tanggal releasenya udah dari tanggal 31 Agustus 2016, tapi barang ini belum release lho di Indonesia, jadi ya kalau yang kepengin, sabar dulu ya. Sebelum masuk ke Indonesia, kita akan melihat dulu nih spesifikasi lenovo yoga book ini, lets go....
Processor
Intel® Atom™ x5-Z8550 Processor(2M Cache, Quad-Core, Up to 2.4 GHz)
Operating System
Windows 10 Home/
Android 6.0 (Marshmallow)
Sound
Dolby Audio™ Premium
Memory
  • RAM : 4 GB LPDDR3
  • ROM : 64 GB
  • Card Slot : microSD™; Supports Up to 128 GB
Battery
  • Type : Li-ion Polymer
  • Capacity : 8500 mAh
  • Standby Time : Over 70 Days
  • General Usage : 13 Hours
Dimensions(W x T x H)
  • (inches) : 10.1" x 0.38" x 6.72"
  • (mm) : 256.6 x 9.6 x 170.8
Weight
Starting at 1.52 lbs (690 g)
Display
  • Size : 10.1" FHD IPS(1920 x 1200)
  • Color Depth : 16.7 Million
  • Color Gamut : 70%
  • Brightness : 400 nits
Touch
  • On Screen : Capacitive Touch with AnyPen Technology
  • Create Pad : Capacitive Touch and EMR Pen Technology
Material
Metal
Colors
Carbon Black
Camera
  • Rear : 8 MP Auto-Focus
  • Front : 2 MP Fixed-Focus
Sensors
  • Vibrator
  • G-Sensor
  • Ambient Light Sensor
  • Hall Sensor
  • GPS
WLAN
  • WiFi 802.11 a/b/g/n/ac;
  • Dual Channel (2.4 GHz and 5 GHz)

Dan untuk penampakannya pun begini...









Oke saatnya kita review...
Tadi udah ngeliat kan dari spesifikasinya. Ya, benar, ini Yoga Book 2-in-1. Bisa jadi tablet dan bisa juga menjadi laptop. Untuk sistem operasinya pun ada dua, ada Android 6.0 (Marshmallow) dan juga Windows 10. Apa yang membedakan? Harganya ya sob, kalau yang Android dibanderol $499.99 atau sekitar Rp6,5 juta dan kalau yang Windows ditaksir sampai $549.99 atau sekitar 7,2 juta. Ada yang unik dan mungkin ini adalah fitur yang sangat diunggulkan dari Yoga Book ini guys, yaitu adalah Create Pad. Jadi di bagian yang harusnya tempat untuk keyboard, didesain seluruhnya murni Pad. Fungsinya untuk memudahkan kita dalam menggambar atau pun menulis sesuatu. Jadi dalam paket penjualan ini terdapat, pulpen dan buku yang khusus untuk menggambar di atas Create Pad ini. Sebenarnya sih langsung aja di atas create Padnya aja bisa sih guys. Lha keyboardnya dimana? Karena tempatnya yang seharusnya buat keyboard diganti dengan Create Pad, jadi keyboardnya yang tinggal pencet aja tombol di pojok kanan atas, dan muncullah lampu keyboardnya. Ya, keyboard bukan analog seperti biasa dan keyboard ini sangat responsif. Yoga Book ini sangat direkomendasikan sekali untuk kalian pada yang sangat suka desain grafis atau pun desain arsitektur ataupun kalian yang sangat hobi menggambar. Karena ini langsung masuk ke laptopnya tanpa di scan lagi. Oh ya karena ini ebenarnya berbasis tablet juga, jadi ini ada slot untuk sim card dan juga kamera depan belakang. Jadi, Yoga Book ini sangat multiple sekali, desainnya yang sangat futuristik menambah daya tarik dari produk ini. Untuk pengen nge-liat video "trailer"nya, nih ada di bawah:
Yah, tapi sekali lagi untuk sekarang kita hanya bisa bersabar dulu, karena memang ini belum resmi diluncurkan di indonesia, tapi yang ngebet banget, bisa nih beli di Amazon.com. Oke seperti biasa, Terima Kasih.
Read more
Sederhana Saja

Sekarang aku disini, menimba ilmu di kota sendiri. Gagal menjadi anak rantau seperti kebanyakan teman-temanku. Gagal menjadi anak yang bisa lebih mandiri tanpa bergantung pada orangtua dan keluarga. Berkali-kali aku berpikir bahwa ini semua adalah salah orangtua-ku, karena tanpa ridhonyalah aku gagal meraih mimpiku. Lagi dan lagi aku menangis, ingin rasanya berontak dengan keadaaan yang sekarang. Aku selalu saja dibuat iri oleh mereka yang menceritakan betapa bahagianya hidup di kota orang, iri dengan ceritanya yang seolah-olah kaya pengalaman. Aku seringkali bertanya pada diriku sendiri, apa yang bisa kulakukan untuk bisa sehebat mereka. Beginilah aku, Raina, karakter dan pikiran-pikiran negatifku.
Sampai aku mendengar kalimat bijak ini, wejangan dari seorang nenek yang bertugas membersihkan masjid kota yang tak sengaja kutemui kemarin sore, “Biarpun solatmu beribu rakaat, sedekahmu berjuta-juta rupiah, hajimu berkali-kali, tapi saat kau gores hati ibumu, surga bukan milikmu lagi”, aku merasa tersindir. Beliau dengan hebatnya menerima pekerjaan yang miskin gaji ini, namun beliau bangga dengan apa yang dikerjakannya. Betapa sombongnya diriku padahal tidak memiliki kemampuan apa-apa. Mengecewakan orangtua dan melukainya lewat mimpiku yang tidak bisa kuwujudkan sendiri.
“Ra, tolong antarkan adikmu sekolah”, perintah sederhana yang keluar dari mulut seorang ibu, namun dengan lantangnya aku pernah menolak.
“Ra, tolong buatkan bapak kopi”, perintah yang sama pula, sederhana, dari mulut seseorang yang dengan semangatnya bekerja tanpa mengeluh, namun dengan santainya pernah aku katakan “sebentar pak”.
Menurutku dulu, bahwa hidup dengan mimpi yang tinggi begitu bahagianya dan bahagia adalah tentang memiliki apa yang kita inginkan. Membahagiakan orangtua adalah tentang menuntut pendidikan di instansi terbaik, hasil rapor dengan nilai semaksimal mungkin, memberikan uang gaji yang sedemikian banyaknya, prestasi dengan juara tertinggi dari lawan yang terhebat, dan semua hal yang setara dengan itu. Bukan, ternyata bukan. Aku menyadari bahwa mimpi besar dengan mengabaikan hal-hal kecil adalah tidak berguna. Mimpi tidak melulu mengenai yang ‘tinggi’, tidak melulu tentang memiliki apa yang kita inginkan, namun mengenai hal kecil yang tidak melukai orang lain dan menghasilkan suatu hal yang berguna.
Kini aku tau apa jawaban dari pertanyaan yang belum mampu kujawab, apa yang bisa kulakukan untuk bisa sehebat teman-temanku. Ya.. bersyukur. Teramat lucu jika aku ingin bahagia tapi aku lupa bersyukur. Terlalu munafik jika aku ingin hebat tapi lupa dengan caranya bersyukur. Dan sekarang aku bersyukur karena ada sahabat yang menemaniku, yang selalu mengingatkanku, yang selalu mengajarkanku seperti apa bahagia yang hakiki itu. Nadila, remaja cantik dengan lesung pipi yang tentu membuat orang terpana ketika menatapnya. Pemilik tutur kata yang selalu saja mendamaikan setiap orang yang berbicara dengannya. Dia adalah motivator tersukses kala aku berkelana dalam kesedihan. Mentor terbaik kala aku terjebak dalam keputusasaan. Dia adalah sahabat sekaligus saksi dari pahitnya masa-masa penuh kesombongan seorang Raina.
“Jangan lupa kasih kabar ke ibu bapakmu, biar mereka nggak khawatir lagi”, setelah Nadila tau bahwa sepekan lalu aku mendapat pesan singkat dari ibu yang membuatnya ikut manangis, dia tidak pernah lelah dan tidak henti-hentinya mengingatkanku.
“Sekarang kamu tinggal di kota, sudah jauh sama bapak ibu. Kita nggak bisa jagain langsung. Jangan lupa jaga sikap juga bicara. Kalau senggang, disempatkan pulang ya nak.”
Begitulah pesan dari ibu yang aku terima sepekan lalu, dan ini yang Nadila katakan kepadaku, “Ra, bapak ibumu itu sayang sama kamu. Mereka ngelarang kamu merantau jauh itu karena mereka takut nggak bisa jagain kamu langsung, bisa jadi mereka takut gagal menjadi orangtua yang baik. Jangan suka su’udzon sama mereka, ridhonya Allah itu ridho orangtua. Yang dipikir jangan hanya kuliah dan organisasi aja sampe lupa pulang. Ngerti sendiri kan gimana rasanya nungguin orang yang dikangenin kayak gimana?”
Sekiranya begitulah sahabat yang mengajarkan banyak hal kepadaku. Tentang bersabar apalagi. Jangan kalian tanya bagaimana Nadila bersabar dengan mimpinya yang sempat ditanggalkan oleh keadaan. Dengan lapang dada dia mengatakan ini, quote dari film 5cm yang kini menjadi prinsipnya, “Ketika Tuhan mengambil sesuatu dari genggamanmu, Dia tak menghukummu, namun hanya membuka tanganmu untuk menerima yang lebih baik”. Tidak ada satupun dari ceritanya yang tak membuatku terisak. Meski luka serta sesak di dadanya masih tersisa, namun dia meyakini ada bahagia yang sedari dulu menantinya. Satu mimpi dariku, harapan akan selalu bersahabat dengannya dan dengan orang-orang hebat sepertinya, harapan akan selalu bisa menyapanya tidak peduli seberapa jauh jalanan menjeda jarak kami.
Sederhana saja, mimpiku kini terkesan biasa. Mungkin bagi kalian aku adalah gadis remaja yang tidak punya harapan dan tidak berani untuk berharap. Tapi aku yang mengetahui diriku sendiri, semua hal yang aku butuhkan yang baik untuk hidupku. Tentang mimpi, tidak muluk-muluk. Aku hanya ingin bisa pulang ketika orangtua mengatakan “pulanglah nak”, aku hanya ingin bisa mengantar adikku sekolah ketika dia mengatakan “anterin adek sekolah ya mbak”, dan semua hal kecil seperti itu. Benar apa yang dikatakan Tan Malaka, “Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah menganggap dirinya tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali”. Ilmu yang kita dapat dari bangku sekolah sejatinya bukanlah dinding pembatas. Justru pemersatu harapan. Pemenuh kewajiban akan amanah yang diberikan. Sebuah hutang yang harus dibayarkan tatkala rakyat kecil telah rela bekerja keras demi lunasnya pajak dan tanggungan. Satu lagi mimpiku, menjadi sebaik-baik penjaga amanah yang diberikan.
Beberapa hari yang lalu aku membaca kalimat inspiratif dari sebuah kalender di ruang baca kampusku, kalimat inspiratif dari seorang penulis dan motivator hebat, Bryan tracy, dan aku berpesan ini untuk kalian, “Kembangkanlah rasa syukur dan bersyukurlah untuk hal-hal yang anda alami. Ketahuilah bahwa setiap langkah adalah satu lompatan menuju sesuatu yang lebih baik”. Benar memang, satu langkah kecil yang kita lakukan lebih berarti dari seribu mimpi yang hanya kita angankan. Jika kalian belum bisa memberikan suatu hal yang amatlah berarti bagi orangtua dan keluarga, mari bersamaku memenuhinya dari yang terkecil. Tidak menampakkan wajah sedih, misalnya. Jangan lupa pula selalu berpikir positif untuk banyak hal di luar sana. Semangat untuk kalian para pencari kebahagiaan!
Read more
Love Yourself Lyric - Justin Bieber


For all the times that you rain on my parade
And all the clubs you get in using my name
You think you broke my heart, oh, girl for goodness' sake
You think I'm crying on my own. Well, I ain't

And I didn't wanna write a song
'Cause I didn't want anyone thinking I still care. I don't,
But you still hit my phone up
And, baby, I be movin' on
And I think you should be somethin' I don't wanna hold back,
Maybe you should know that

My mama don't like you and she likes everyone
And I never like to admit that I was wrong
And I've been so caught up in my job,
Didn't see what's going on
But now I know,
I'm better sleeping on my own

'Cause if you like the way you look that much
Oh, baby, you should go and love yourself
And if you think that I'm still holdin' on to somethin'
You should go and love yourself

And when you told me that you hated my friends
The only problem was with you and not them
And every time you told me my opinion was wrong
And tried to make me forget where I came from

And I didn't wanna write a song
'Cause I didn't want anyone thinking I still care. I don't,
But you still hit my phone up
And, baby, I be movin' on
And I think you should be somethin' I don't wanna hold back,
Maybe you should know that

My mama don't like you and she likes everyone
And I never like to admit that I was wrong
And I've been so caught up in my job,
Didn't see what's going on
But now I know,
I'm better sleeping on my own

'Cause if you like the way you look that much
Oh, baby, you should go and love yourself
And if you think that I'm still holdin' on to somethin'
You should go and love yourself

For all the times that you made me feel small
I fell in love. Now I feel nothin' at all
And never felt so low when I was vulnerable
Was I a fool to let you break down my walls?

'Cause if you like the way you look that much
Oh, baby, you should go and love yourself
And if you think that I'm still holdin' on to somethin'
You should go and love yourself

'Cause if you like the way you look that much
Oh, baby, you should go and love yourself
And if you think (you think) that I'm (that I'm) still holdin' on (holdin' on) to somethin'
You should go and love yourself

Read more
Saturday, 3 December 2016
Imagination vs Reality

Satu hal yang bisa kukatakan tentang dunia ini. Bosan. Dunia ini terlalu membosankan, bukan begitu? Ya, tentu saja. Sambil berjalan pelan melewati lorong sekolah, aku memperhatikan keadaan luar, lewat jendela besar yang menghiasi lorong. Senyumku muncul saat aku memperhatikan setiap awan yang lewat, bunga yang bermekaran dan dahan-dahan pohon yang bergerak mengikuti arah angin. Untuk orang lain mungkin hal-hal ini terlihat biasa saja, tapi di mataku semua ini terlihat menakjubkan.
Di duniaku, setiap awan yang lewat terlihat seperti naga-naga berwarna-warni yang sedang terbang dengan gembira, atau bunga-bunga yang bermekaran, terlihat seperti peri-peri kecil dengan baju terusan yang indah, dan dahan-dahan pohon yang bergerak, terlihat seperti para manusia kayu yang sedang melambai-lambaikan tangannya kepadaku. Ya, duniaku jelas lebih menyenangkan. Dunia di dalam kepalaku lebih berwarna, aku bisa menjadi apapun dan siapapun yang aku inginkan. Aku bisa menjadi seorang putri atau pelayan. Aku bisa menjadi pahlawan atau penjahat. Aku bisa menjadi apapun.
Tetapi sayang, dunia itu tak nyata. Senyumku redup saat aku mengingat hal itu. Kutundukan kepalaku, mata coklatku yang terbingkai kacamata menatap lantai dengan sedih. Dunia dalam pikiranku tidak nyata. Bibirku membentuk senyuman mengejek saat aku mengingat berita pagi ini. Pagi ini, aku mendengar dari tv mengenai serangan teroris, bencana alam, korupsi dan masih banyak lagi. Sungguh menyedihkan, dunia yang nyata adalah dunia yang mengecewakan.
Langkah kakiku membawaku menuju ruang kelasku. Aku membuka pintunya dan masuk tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Aku duduk di tempat dudukku, di pojok belakang dan menopang kepalaku dengan tanganku. Betapa bodohnya orang-orang ini, pikirku memperhatikan anak-anak yang sekelas denganku. Dunia ini adalah dunia yang fana, dunia ini bisa tiba-tiba hancur dan yang mereka lakukan hanya mencoba untuk memiliki kehidupan sosial yang eksis. Memangnya apa gunanya setiap akhir pekan pergi ke mal? Apa untungnya memiliki teknologi terbaru? Apa enaknya memakai aksesoris mahal yang terlalu norak? Dunia ini benar-benar aneh.
Mataku tertuju kepada gerombolan anak di tengah kelas. Mereka sangat mencolok, Ryvan si anak laki-laki berbadan besar yang berisik, Julian cowok yang sering bercanda di kelas, Alice si cewek eksis, Carla cewek kurus –yang menyebalkan– teman Alice, lalu Lizzy, kakak kelas yang tinggal kelas karena cuti setengah tahun, di dunia ini mereka memang anak-anak yang keren tapi di duniaku, mereka takkan bertahan lebih dari 24 jam.
Aku mengeluarkan buku tulisku yang berisi berbagai cerita yang kubuat sendiri. Tanganku yang sedang menulis dengan cepat terhenti saat aku merasakan ada orang yang mendekat. Suara seseorang yang berbicara kepadaku membuatku mengadahkan kepalaku untuk menatap sumbernya. Ah, ternyata si Patrice, cewek menyebalkan yang sok berkuasa.
Aku pernah menjadi bahan ejekannya dulu saat kelas 6 sd, semenjak itu aku tak pernah menyukainya. Aku menatapnya, bibirnya bergerak namun tak satupun suaranya yang memasuki telingaku. Aku terus menatapnya dengan tatapan kosong. Samar-samar aku mendengar dia mengatakan mengenai betapa menjijikannya aku hidup dalam dunia fantasiku.
Aku tersenyum kepada diriku sendiri lalu berdiri, tinggiku sejajar dengannya. Mataku menatap matanya, senyumku melebar dan aku terkikik. Dia terlihat bingung dan menanyakan apa aku sudah gila. Mungkin, mungkin saja aku sudah gila. Aku berhenti terkikik dan berkata padanya, “Memangnya kenapa kalau aku hidup di dunia khayalan? Apakah kau sudah melihat bagaimana keadaan dunia nyata? Dunia nyata ini sangat mengerikan,” Ucapku sebelum kembali duduk dan membuka buku tulisku kembali.
Aku mendengar langkah kaki menjauh. Aku menghela nafas lega saat mereka sudah lebih dari jarak 1 meter. Dasar orang-orang bodoh, hanya mengandalkan popularitas takkan berguna dalam kehidupan ini. Aku mendongak ke atas memperhatikan atap kelas berwarna putih.
Aku kembali menunduk dan berjalan ke luar kelas. Benar, dunia ini benar-benar membosankan. Aku membenci dunia ini yang hanya menilai diriku atas dasar berat badan, ukuran, tinggi, warna kulit, dan ras. Aku berjalan tanpa arah hingga berhenti di balkon sekolah, Aku melirik jam di tanganku, 10 menit sebelum bel sekolah berdering.
Aku menarik nafas dalam-dalam. ‘Kau sudah menyerah dengan dunia ini?’ Suara kecil di kepalaku berbisik. ‘Mungkin, dunia ini sudah hampir hancur’, jawabku. ‘Kalau begitu akhiri saja,’ ucapnya, ‘Mudah kok. Cukup panjat saja balkon ini, lalu terjun,’ bisiknya. Suaranya sangat lembut dan menggoda. Aku menunduk ke bawah dan benar katanya, kalau terjun dari sini bisa mengakibatkan kematian.
Aku terdiam memikirkan pilihanku lalu tersenyum. ‘Terjun terdengar sangat menggoda. Dengan membunuh diriku, aku bisa terbebas dari dunia yang membosankan ini’ ucapku menanggapi ajakannya. Suara kecil itu terkekeh, ‘kalau begitu lompat saja,’ ‘Tapi,’ Selaku, “kalau aku mati begitu saja takkan terdengar mengesankan. Lagipula, dunia ini belum sepenuhnya hancur kok.” Jawabanku membuat suara kecil itu terkejut, ‘Kau yakin? Masih belum terlambat untuk berubah pikiran,’ Sebelum menjawab suara kecil itu, aku menengok ke belakang mendengar seseorang memanggil namaku.
‘Ya, aku yakin,’ Aku tersenyum dan berjalan ke arah temanku yang memanggilku, Ia tertawa dan merangkulku, lalu menggandeng tanganku dan menarikku menuju kelas. Senyumku melebar lalu aku terkikik, ‘Dunia ini, masih memiliki harapan.’ Aku bisa merasakan sumber suara itu tersenyum kecil lalu berkata, ‘Hah, padahal sudah sedikit lagi,’ Aku tertawa dalam hati, ‘Ckckck, dewa kematian, kau masih jauh,’ Kematian terkekeh, ‘Tenang saja aku akan mendapatkanmu secepatnya,’ Aku hanya tersenyum kepada diriku sendiri, ‘Kau akan mendapatkanku saat aku sudah tua dan keriput nanti,’ Kematian tertawa lalu berkata, ‘Kita lihat saja nanti,’ Lalu dia menghilang. Aku duduk di kursiku dan tersenyum mendengarkan temanku bercerita, ‘kita lihat saja nanti,’ gumamku dalam hati.
Read more
Makna Doa Antara Dua Sujud

Sejenak mari renungkan satu per satu doa duduk di antara dua sujud yang kadang terlupakana. Pertama, rabighfirli, "Wahai Tuhan ampunilah dosaku". Dosa adalah beban berat yang wajib dikurangi, bahkan dibuang. Karena dosa, hati menjadi kotor, bahkan mati. Dosa pua yang menjadi sebab seorang hamba malas beribadah. Perlu Istighfar setiap waktu agar dosa-dosa itu gugur.
Kedua, warhamnii, "sayangilah diriku". Tidak ada kasih sayang terindah di dunia ini selain kasih sayang Allah. Tidak pula kasih sayang manusia yang satu dengan yang lain, kasih sayang orang tua kepada anak, suami kepada istri, bahkan seorang atas dirinya sendiri. Kasih sayang Allah jauh di atas segala kasih sayang.
Ketiga, wajburnii, "tutuplah segala aibku". Siapakah yang mampu menutup aib seseorang selain Allah? Bersyukur sebab meski aib kita banyaknya tak terkira, Allah telah menutupnya dari hadapan manusia. Bayangkan andai setiap aib yang dilakukan manusia itu Allah tampakkan?
Read more
Closer Lyric - The Chainsmokers

Hey, I was doing just fine before I met you
I drink too much and that's an issue
But I'm OK
Hey, you tell your friends it was nice to meet them
But I hope I never see them
Again

I know it breaks your heart
Moved to the city in a broke-down car
And four years, no calls
Now you're looking pretty in a hotel bar
And I, I, I, I, I can't stop
No, I, I, I, I, I can't stop

So, baby, pull me closer
In the back seat of your Rover
That I know you can't afford
Bite that tattoo on your shoulder
Pull the sheets right off the corner
Of that mattress that you stole
From your roommate back in Boulder
We ain't ever getting older

We ain't ever getting older
We ain't ever getting older

You look as good as the day I met you
I forget just why I left you,
I was insane
Stay and play that Blink-182 song
That we beat to death in Tucson,
OK

I know it breaks your heart
Moved to the city in a broke-down car
And four years, no call
Now I'm looking pretty in a hotel bar
And I, I, I, I, I can't stop
No, I, I, I, I, I can't stop

So, baby, pull me closer
In the back seat of your Rover
That I know you can't afford
Bite that tattoo on your shoulder
Pull the sheets right off the corner
Of that mattress that you stole
From your roommate back in Boulder
We ain't ever getting older

We ain't ever getting older
We ain't ever getting older

So, baby, pull me closer
In the back seat of your Rover
That I know you can't afford
Bite that tattoo on your shoulder
Pull the sheets right off the corner
Of that mattress that you stole
From your roommate back in Boulder
We ain't ever getting older

We ain't ever getting older
No, we ain't ever getting older
We ain't ever getting older
No, we ain't ever getting older
We ain't ever getting older
We ain't ever getting older
We ain't ever getting older
No, we ain't ever getting older

We ain't ever getting older
No, we ain't ever getting older


Read more
Lirik Monokrom - Tulus

Lembaran foto hitam putih
Aku coba ingat lagi warna bajumu kala itu
Kali pertama di hidupku
Manusia lain memelukku

Lembaran foto hitam putih
Aku coba ingat lagi wangi rumah di sore itu
Kue cokelat balon warna-warni
Pesta hari ulang tahunku

Di mana pun kalian berada
Kukirimkan terima kasih
Untuk warna dalam hidupku dan banyak
kenangan indah
Kau melukis aku

Lembaran foto hitam putih
Kembali teringat malam kuhitung-hitung bintang
Saat mataku sulit tidur
Suaramu buatku lelap

Di mana pun kalian berada
Kukirimkan terima kasih
Untuk warna dalam hidupku dan banyak
kenangan indah
Kau melukis aku

Kita tak pernah tahu berapa lama kita
Diberi waktu
Jika aku pergi lebih dulu jangan lupakan aku
Ini lagu untukmu
Ungkapan terima kasihku

Lembar monokrom hitam putih
Aku coba ingat warna demi warna di hidupku
Tak akan kumengenal cinta
Bila bukan karena hati baikmu


Read more
Lirik Pelangi - HIVI!

Ku ingin cinta hadir untuk selamanyaBukan hanya lah untuk sementaraMenyapa dan hilangTerbit tenggelam bagai pelangiYang indahnya hanya sesaatTuk ku lihat dia mewarnai hari
Tetaplah engkau di siniJangan datang lalu kau pergiJangan anggap hatikuJadi tempat persinggahanmuUntuk cinta sesaat
Mengapa ku tak bisa jadiCinta yang tak akan pernah tergantiCinta yg tak kan terjadiLalu mengapa kau masih di siniMemperpanjang harapan
Tetaplah engkau di siniJangan datang lalu kau pergiJangan anggap hatikuJadi tempat persinggahanmuUntuk cinta sesaat
Kau bagai kata yg terus melajuDiluasnya ombak samudera biruNamun sayangnya kau tak pilih akuJadi pelabuhanmu
Tetaplah engkau di siniJangan datang lalu kau pergiJangan anggap hatikuJadi tempat persinggahanmu
Bila tak ingin di siniJangan berlalu lalang lagiBiarkanlah hatikuMencari cinta sejatiWahai cintakuWahai cinta sesaat

Read more
Lirik Mencari Cinta Sejati (Ost Rudy Habibie) - Cakra Khan

Hembusan angin meniup wajah alamMataku tak berkedip menatap langitTerlalu luas tak bertepi pandangBisakah aku menyentuh awan
Berwaktu-waktu aku mengasuh rasaMendengarkan jiwaku berkata-kataTak mungkin aku abaikan kata hatiKu harus jujur pada hatiku
Kau dan aku tak bisa bersamaBagai syair lagu tak beriramaSelamat tinggal kenangan dengankuSenyumku melepaskan kau pergi
Engkau bukanlah sebuah kesalahanTak pernah aku menyesal mengenalmuTapi biarkanlah aku terbang bebasMencari cinta sejati
Berwaktu-waktu aku mengasuh rasaMendengarkan jiwaku berkata-kataTak mungkin aku abaikan kata hatiKu harus jujur pada hatiku
Kau dan aku tak bisa bersamaBagai syair lagu tak beriramaSelamat tinggal kenangan dengankuSenyumku melepaskan kau pergi
Kau dan aku tak bisa bersamaBagai syair lagu tak beriramaSelamat tinggal kenangan dengankuSenyumku melepaskan kau pergi
Kau dan aku tak bisa bersamaBagai syair lagu tak beriramaSelamat tinggal kenangan dengankuSenyumku melepaskan kau pergi

Read more
Friday, 2 December 2016
Tips dan Trik Mengubah Imajinasi Menjadi Royalti

Imajinasi? Jika kalian penggemar berat Spongebob pasti tahu dengan kata satu ini. Ketika Spongebob dan Patrick membeli sebuah tivi (yang entah dari mana uangnya) dan saat tivi itu datang, dua makhluk absurd itu (Spongebob & Patrick) membuang tivinya dan langsung masuk ke dalam kotak tivinya (kenapa ngga beli kardus tivi bekas aja ya..). Dari dalam rumahnya, Squidward tampak bingung dengan kebisingan yang dihasilkan oleh kedua makhluk itu dari dalam kotak tivi tersebut. Squidward pun keluar dan saat di buka kotak tivinya ternyata hanya ada dua makhluk absurd itu, ngga lebih dan ngga kurang. Padahal yang Squidward denger dari dalam rumahnya, dua makhluk absurd itu sedang mendekati gunung everest. Ketika ditanya, kenapa semua itu bisa terjadi, Spongebob dengan tanpa berdosanya menjawab bahwa ini semua adalah IMAJINASI sambil membentangkan tangannya dan keluarlah itu pelangi yang entah dari mana. Nah sekarang, Sebenarnya apa sih itu imajinasi? Kalau menurut KBBI
Read more
Thursday, 1 December 2016
Fantastic Beasts and Where to Find Them-Review

Film Fantastic Beasts and Where To Find Them merupakan film yang berasal dari Amerika Serikat dengan genre Adventure, Family dan Fantasy. Film Fantastic Beasts and Where To Find Them 2016 ini disutradarai oleh David Yates dan skenarionya ditulis oleh J.K Rowling. Sejumlah aktris dan aktor top bermain di film ini seperti Eddie Redmayne, Ezra Miller, dan Colin Farrell. Film Box Office ini akan ditayangkan pada tanggal 18 November 2016 mendatang. Film ini merupakan adaptasi novel karya J.K Rowling dengan judul yang sama. Selain itu film ini akan tersedia dalam bentuk 3D dan IMAX dan 4K.
Fantastic Beasts and Where To Find Them (2016)

Sinopsis Film Fantastic Beasts and Where To Find Them (2016)

Film Box Office "Fantastic Beasts and Where To Find Them" bercerita tentang sebuah buku yang awalnya dimiliki oleh Harry Potter dan ditulis ulang oleh seorang ahli sihir Newt Scamander. Akan terdapat 85 jenis sihir di dalam buku ini, dan ternyata sihir tersebut telah tersebar ke seluruh dunia. Salah seorang mengumpulkan beberapa informasi dengan meneliti selama bertahun tahun  dan mengarungi 5 benua serta  menghabisi setengah umurnya.,
Read more
Monday, 28 November 2016
The Old Legend part 4

#Sepeda Pertama dan Terakhir

“Kak, ayo kita main di luar!” suaranya begitu lembut dan sangat menggambarkan nada gembira dari seorang anak perempuan. Marja, namanya. Dia merupakan adikku, adik perempuanku yang paling aku sayangi. Marja membuat hidupku begitu berarti. Aku dan Marja memang tak begitu jauh selisihnya atau bisa dibilang aku dan Marja adalah anak kembar. Yang jelas aku lebih tua 11 menit dari Marja.
“Ah, kakak ngga seru nih!” ajakannya begitu kuat. “Kau tunggu saja di luar, kakak akan segera menyusul” pintaku, sebagai anak pertama, aku harus bisa mandiri. Saat-saat seperti ini, main dengan Marja, aku pasti membuat sesuatu yang berbeda dan membuat terkesan. Tapi, kali ini justru dia yang memeberi kejutan padaku.
“Ayo kak kita main sepedaan bareng, kakak pake sepeda yang itu!” pandanganku langsung mengarah ke sepeda tua itu. Begitu tua, tapi masih kuat, sepertinya ini adalah sepeda paling bagus pada zamannya, cocok denganku. Sementara Marja juga sama. Pikiranku langsung memastikan bahwa Marja minta dibelikan sepeda oleh ayah dan ibu dan juga membelikanku sepeda yang sesuai denganku atau bahkan dia minta dibelikan oleh paman. Ah, maklum anak perempuan, apapun yang diminta pasti hampir selalu dikabulkan.
Aku begitu menikmati saat-saat ini. Marja adalah pelita bagiku bahkan di keluargaku juga begitu. “Marja, ayo kita istirahat dulu dibawah pohon” kali ini aku mencoba untuk mengambil keputusan lebih dulu. “Yah, kakak, sudah mau istirahat aja, padahal lagi seru nih!” mukanya agak sedikit ditekuk, tapi aku yakin dia juga sebenarnya sudah sedikit kelelahan juga, hampir 30 menit kami bersepeda menaiki bukit, dan kami telah sampai di pohon puncak bukit.
“Coba kakak tebak, aku dapat sepeda ini dari siapa?” ternyata dia dulu yang memulai percakapan. “Pasti juga kamu dapat dari hasil meminta kamu sama ayah atau pun ibu? Atau bahkan dengan paman?” itulah yang sudah pikirkan dari tadi dari seorang anak manja bernama Marja. Dia hanya bersenyum tipis. Aku tak tahu lagi!
“Salah...... aku dapat dari seseorang yang baik banget” jawaban yang menimbulkan pertanyaan dibenakku.
Read more
Saturday, 26 November 2016
The Old Legend part 3

#psywar
Luviuslah yang pertama kali terjaga. Dalam bayangannya, ia melihat dirinya bersama kedua saudaranya dibawa oleh kedua orang  yang tak dikenal asal muasalnya. Mulutnya disekap dengan kain. Kaki dan tangan diikat juga dengan sehelai kain yang menurut perkiraan Luvius jika dibentangkan maka panjangnya hingga 2 meter. Mungkin kedua orang tersebut dulunya seorang pandu yang amat mengerti tentang tali temali. Setiap kali Luvius berontak, ikatan tali tersebut justru akan menjadi semakin kuat. Luvius lantas terdiam. Dia melihat kedua saudaranya dalam bayangan kain yang menutupi wajahnya. Amat kasihan kedua saudaranya, Korce dan HJK. Luvius mengira, mereka akan dibawa oleh kedua orang misterius ke tempat yang jauh dari peradaban. Lama kelamaan Luvius baru sadar bahwa mereka dibawa oleh kedua orang misterius ini didalam sebuah kereta barang. Benar-benar gelap dalam kereta tersebut, sehingga Luvius tak bisa mengirakan akan dibawa kemanakah mereka.

            Suara deruman mesin kereta barang perlahan berhenti. Sekilas cahaya mulai muncul dari celah-celah gerbong kereta. Perlahan cahaya itu mulai membesar dan terbukalah gerbong kereta tersebut. Kedua orang misterius muncul dengan perangainya yang khas, tampak licik dan amat berbahaya serta penuh dengan kemisteriusan. Luvius jelas nampak
Read more
Friday, 18 November 2016
The Old Legend part 2

#Kejutan di Siang Hari
           
“Korce, lagi-lagi kau harus turuti apa yang aku perintahkan oke” muka yang bersahabat itu muncul juga. Muka yang penuh dengan perasaan menganyomi layaknya seorang bapak kepada anaknya tercinta. “aku tidak marah, santai saja, asalkan ketika aku suruh, kau langsung turuti saja, contoh itu HJK, dia tanpa banyak bicara, langsung mengikuti apa yang aku suruh”. HJK nampak tersenyum melihat namanya dibandingkan dengan kakaknya.
            Korce lagi-lagi melipat mukanya, ia tak tahu harus ditaruh dimana mukanya tersebut. Sudah disindir, disudutkan, dibandingkan lagi. “ya, ya nanti aku tidak akan mengulanginya lagi”. HJK hanya tersenyum melihat Korce disudutkan oleh Luvius.
            Senyum persahabatan kembali terpancar dari muka Luvius, dia menegak beberapa tegukan minuman yang dia pesannya. Perjalanan jauh telah membuat 3 bersaudara ini kelelahan. “sebelum kita melanjutkan perjalanan, aku mau bercerita terlebih dahulu, oke, kalian pasti mau mendengarnya?”. Senyum-senyuman licik itu merupakan tawaran dari Luvius untuk kedua saudaranya. Korce masih saja terlihat
Read more